Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia memiliki peluang besar untuk menumbuhkan pengetahuan dari peradaban kebudayaan yang ada di Tanah Air.
“Indonesia mempunyai peluang besar. Misalnya menjadikan jamu sebagai obat modern yang terbukti secara ilmiah. Metode ilmu kita harus secara arif menghargai kebudayaan kita, jangan tergesa menyimpulkan suatu adat atau kebudayaan masyarakat itu tidak baik atau buruk,” ujar dia dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan pentingnya semua orang tidak terburu-buru menyimpulkan sesuatu sebagai baik dan buruk, karena bisa jadi hal tersebut belum dapat dijelaskan secara ilmiah.
Baca juga: Kemendikbudristek tetapkan 19 Usulan kebudayaan Bali jadi warisan budaya tak benda
Ia juga mengemukakan bahwa pelestarian menjadi kunci dalam memajukan kebudayaan Indonesia.
Jokowi meminta masyarakat untuk memahami alam Indonesia yang kaya raya sekaligus kompleks. Keanekaragaman hayati laut terkaya nomor satu di dunia dan keanekaragaman hayati di darat nomor dua di dunia, setelah Brazil.
“Kekayaan keberagaman hayati dilestarikan. Plasma nutfah bangsa Indonesia harus diberdayakan dan dimanfaatkan,” kata dia.
Kepala Negara juga menambahkan tantangan yang dihadapi saat ini bukanlah yang pertama, termasuk pandemi. Begitu juga dengan bencana alam. Banyak yang dihadapi masyarakat bahkan sebelum Indonesia berdiri.
Baca juga: Putri Koster ajak masyarakat Bali perkuat tari sakral sesuai pakem
“Banyak hal yang dirujuk pada ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu, mungkin tidak tertulis pada literatur dan karya ilmiah. Ilmu nenek moyang dalam bentuk lisan, pewayangan, manuskrip drama, sebagai bagian dari kearifan lokal,” kata dia.
Presiden juga menambahkan nenek moyang selalu memiliki solusi atas persoalan dan cara tertentu dalam kehidupan masyarakat.
"Itulah kebudayaan masyarakat Indonesia yang melalui seni budaya, jamu, dan pengetahuan lainnya," kata dia.