Denpasar (Antara Bali) - Lahan tandus di Pulau Nusa Penida, pulau yang terpisah dari daratan Bali, dihijaukan dengan tanaman kehutanan dan perkebunan.
"Kondisi kering dan tandus, apalagi belakangan ini jarang ada hujan, menjadi pertimbangan Pulau Nusa Penida dijadikan pusat gerakan penghijauan," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Putu Suardhika di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan gerakan penghijauan dengan penanaman serentak atau yang kini disebut gerakan "one man one tree" tersebut, dipusatkan di Pura Puncak Temu Desa Batu Kandik, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Kegiatan yang dirangkaikan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia itu. Gubernur Bali Made Mangku Pastika beserta jajarannya dan berbaur dengan masyarakat dijadwalkan melakukan gerakan penanaman pohon secara serentak di Kecamatan Nusa Penida, Minggu (29/11).
Gerakan "one man one tree" ini juga dikaitkan dengan pelaksanaan pertanian terintegrasi dalam upaya pengentasan kemiskinan, khususnya di wilayah Nusa Penida.
Gubernur dan jajarannya akan menanam 3.750 bibit tanaman kehutanan yang merupakan bantuan dari Dinas Kehutanan Provinsi Bali.
Made Mangku Pastika juga akan menyerahkan bantuan 200 batang bibit kelapa dari Dinas Perkebunan Provinsi Bali, 38 ton bibit jagung dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 30 ekor bibit sapi dari Dinas Peternakan, dan 455 buah para-para dari instansi terkait di daerah ini.
Menurut I Putu Suardhika, masyarakat Pulau Nusa Penida mengalami gagal panen dari usaha pertanian dan perkebunannya, karena kondisi alam setempat yang kering dan tandus.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Klungkung meminta kepada Bulog untuk mendistribusikan beras (raskin) bagi masyarakat miskin setempat.
Ia mengatakan rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) yang tercatat di Kabupaten Klungkung sebanyak 7.988 RTS-PM, termasuk yang ada di Nusa Penida.
Diusulkan untuk Nusa Penida dikirimi 119 ton beras pada Desember nanti.(*)