Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 237 pemuda Indonesia dari 385 pendaftar secara online telah mengirimkan karyanya untuk mengikuti lomba melukis lampion yang diadakan Konsulat Jenderal (Konjen) RRT di Denpasar.
Ketua Klub Seni Bali Djaja Tjandra Kirana (Jian Bingzhen) mengungkapkan bahwa peserta tidak hanya dari Bali, melainkan juga datang dari Pulau Sumatera, Bangka, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Timor.
"Kami dari Klub Seni Bali sangat bangga melihat antusiasme para peserta lomba melukis lampion yang datang dari berbagai kota di Tanah Air. Melihat lukisan para peserta sungguh menjadikan harapan besar bagi kita bahwa pengertian dan makna toleransi, saling menghormati akan tradisi dan budaya yang berbeda-beda telah banyak dipahami," kata Jian Bingzhen, dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Sabtu.
Mewakili Klub Seni Bali, ia menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Konsul Jenderal RRT di Denpasar Zhu Xinglong yang telah memberikan kepercayaan kepada Klub Seni Bali untuk melaksanakan lomba melukis lampion. "Ini bukan kali pertama kerja sama Klub Seni Bali dengan Konjen RRT," katanya.
Baca juga: HUT ke-72 RRT, Konjen RRT Denpasar harap persahabatan tetap terjaga
Pada 2018, pihaknya juga bekerja sama menyelenggarakan pameran bersama seniman Bali dan Tiongkok. Pada 2020 juga bekerja sama menggelar pameran "Wuhan Jiaio: Di Bawah Langit Kita Bersaudara" sebagai rasa simpati dan empati terhadap merebaknya COVID-19 di Wuhan.
"Kami bersama Komunitas Padi secara rutin juga melakukan workshop dengan sejumlah seniman, para pelajar, dan mahasiswa untuk memperkenalkan dan mengembangkan seni rupa berbahan rice paper atau kertas padi yang hingga kini banyak dibantu Kantor Konjen RRT di Denpasar," katanya.
Ke depan, pihaknya siap menjalin kerja sama di bidang seni dan budaya, terutama untuk meningkatkan kapasitas rekan-rekan seniman agar bisa berkarya lebih baik dan bertukar pikiran antara seniman Bali dan Tiongkok melalui berbagai aktivitas.
"Pada kesempatan ini, meskipun terlambat, perkenankan kami mengucapkan selamat atas peringatan ulang tahun ke-72 berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Semoga RRT semakin jaya dan sejahtera rakyatnya," katanya saat mengumumkan juara lomba secara virtual (15/10) bersama juri lain, Wayan Sujana Suklu (seniman dan dosen ISI Denpasar) dan Made Kaek (perupa dan pemilik Paros Gallery).
Pihaknya juga mengucapkan peserta yang cukup antusias. "Kami dihadapkan pada karya yang beragam dan bagus-bagus. Tetapi, kami berpijak pada penilaiaan
yang sesuai dengan tema, memiliki keunikan, dan bukan citraan yang sudah sering kita jumpai, serta berbagai hal yang menjadi pertimbangan kami," katanya.
Baca juga: Komunitas Nanshan, jejak Bali-Indonesia di Fujian China
Dalam sambutan pada Acara Pengumuman Juara Lomba Melukis Lampion itu secara virtual (15/10), Konsul Jenderal Zhu Xinglong menjelaskan Lomba Melukis Lampion diadaakan dalam rangka merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur 2021 yang diselenggarakan oleh Konjen RRT di Denpasar.
"Atas nama Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Klub Seni Bali atas kontribusi besarnya untuk lomba ini. Dalam sebulan terakhir, mereka telah memberi dukungan luar biasa untuk promosi lomba, pengumpulan karya, serta penjurian, demi menjamin kelancaran dan kesuksesan lomba ini," katanya.
Tema lomba adalah "Bergandeng Tangan Menatap Masa Depan Gemilang: Badai Pasti Berlalu" yang berfokus pada makna reuni dan kegembiraan dalam Festival Pertengahan Musim Gugur. Seluruh peserta telah menuangkan kreativitas tinggi dan mengintegrasikan elemen Tiongkok dan Indonesia dengan baik.
"Karya-karya kalian menggambarkan persahabatan erat antara Tiongkok dan Indonesia, kerjasama kedua negara dalam memerangi pandemi COVID-19 serta harapan akan kehidupan yang lebih baik setelah pandemi, yang sungguh menyentuh dan menginspirasi kami!," katanya.
Konsul menegaskan bahwa Tiongkok dan Indonesia adalah negara bersahabat yang saling berhadapan di seberang lautan. Pada dinasti Ming, seorang pelaut dan penjelajah Tiongkok bernama Cheng Ho telah melintasi lautan untuk mengunjungi pulau-pulau di Indonesia.
"Pernikahan antara Gadis Tiongkok, Kang Cing Wie dengan raja Bali kuno, Jaya Pangus sering terdengar di Bali. Ini semua merupakan bukti jelas persahabatan Tiongkok-Indonesia," katanya.
Tidak hanya itu, dalam proses perjuangan kemerdekaan bangsa, kedua negara memberikan simpati dan dukungan untuk satu sama lain. "Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok. 'Semangat Bandung' yang diadvokasikan oleh kedua negara kita bersama negara-negara Asia Afrika telah menjadi pedoman penting dalam hubungan antar negara," katanya.
Baca juga: Tiongkok-Indonesia: Titik awal baru untuk Maju Bersama
Setelah memasuki abad baru, hubungan kedua negara berkembang dengan pesat. Pada tahun 2013, Tiongkok dan Indonesia menjalin kemitraan strategis yang komprehensif, dan hubungan bilateral telah memasuki jalur perkembangan yang cepat. Bagi Indonesia, Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar, negara asal investasi terbesar kedua, tujuan studi terbesar kedua, serta salah satu penyumbang utama wisatawan asing.
Dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang muncul tiba-tiba sejak awal 2020, Tiongkok dan Indonesia telah saling bahu membahu membantu satu sama lain. Kerjasama Tiongkok-Indonesia menjadi teladan bagi komunitas internasional dalam mengatasi tantangan ini dan tentu saja menambah makna baru dalam persahabatan kedua negara.
"Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang memberikan bantuan penanganan COVID-19 kepada Tiongkok, dan Tiongkok juga sesegera mungkin memberikan bantuan kepada Indonesia setelah wabah ini muncul di Indonesia," katanya.
Selain itu, kedua negara bekerja erat dalam berbagi pengalaman diagnosis dan pengobatan serta pengendalian virus COVID-19, secara aktif mendorong produksi, penelitian, dan pengembangan vaksin. Tiongkok terus memasok vaksin ke Indonesia.
Baca juga: Konjen RRT dorong turis Tiongkok ke Indonesia pasca-pandemi
Hingga saat ini, Sinovac Biotech dan Sinopharm telah mengekspor 215 juta dosis vaksin ke Indonesia, atau sekitar 20 persen dari volume ekspor vaksin Tiongkok. Angka ini adalah 80 persen lebih dari jumlah total vaksin yang didapat oleh Indonesia dan berperan besar dalam pengendalian dan pencegahan pandemi di Indonesia.
"Di era pasca-pandemi, Tiongkok bersama Indonesia akan terus memperdalam kerja sama anti-pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi, serta menulis babak baru dalam hubungan Tiongkok-Indonesia yang akan bermanfaat bagi kedua negara kita, termasuk masyarakat kita," katanya.
Ia menambahkan sebagian besar peserta dalam lomba kali ini adalah anak-anak muda. "Anak muda adalah masa depan negara, harapan bangsa, dan jembatan penting untuk persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia. Saya sungguh berharap teman-teman Indonesia, terutama para pemudanya, dapat mengunjungi Tiongkok setelah pandemi ini berakhir supaya dapat mengetahui lebih dalam tentang Tiongkok yang sebenarnya dan memperkenalkan Tiongkok secara lebih objektif," katanya.
Dalam lomba itu, juara pertama untuk kategori umum adalah Robby Lulianto, sedangkan juara pertama untuk kategori pelajar adalah Aurellia Sraphine Bunardi.