Beijing (ANTARA) - Sebanyak 31 provinsi di China mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya terkait dengan cepatnya penyebaran wabah COVID-19 varian Delta, sedangkan satu kawasan permukiman di Beijing ditutup total (lockdown).
Varian Delta yang pertama kali terdeteksi di Nanjing, Provinsi Jiangsu, itu telah menyebar ke 18 provinsi hingga Selasa.
Warga yang tidak memiliki kepentingan mendesak diminta untuk tidak bepergian ke luar provinsi, demikian imbauan dari sejumlah pemerintah provinsi seperti dikutip media setempat.
Sementara itu, satu kawasan permukiman yang dihuni sekitar 10.000 jiwa di Distrik Haidian, Beijing, telah di-lockdown.
Otoritas kesehatan Beijing juga telah mengambil sampel dari 4.500 warga setempat.
Sejumlah kegiatan besar di Beijing dibatalkan. Pengarahan pers harian di Kementerian Luar Negeri China (MFA) juga diselenggarakan secara daring mulai Senin (2/8).
Baca juga: Menlu: Varian Delta naikkan kasus global hingga 80 persen
"Selamat sore. Oleh karena meningkatnya kasus COVID-19 baru-baru ini acara ASEAN Day ditunda. Demikian pula dengan simposium ASEAN," demikian pesan singkat dari staf Pusat ASEAN-China (ACC) yang diterima ANTARA Beijing melalui aplikasi WeChat, Selasa. Semula acara itu akan digelar pada 6 dan 13 Agustus.
Beberapa warga Beijing terkonfirmasi positif varian Delta setelah terinfeksi dari orang-orang yang baru kembali dari luar wilayah ibu kota.
Pakar kesehatan menyerukan kepada pemerintah segera menutup kelemahan pengawasan di bandara dan rumah sakit. Jika tidak, maka China akan mengalami gelombang yang lebih besar, selama pandemi di beberapa negara belum berakhir, kata mereka.
Satu penerbangan dari Rusia ke Nanjing telah teridentifikasi sebagai pemicu terjadinya wabah Delta.
Pakar penyakit saluran pernapasan Prof Zhong Nanshan menjelaskan, dibutuhkan vaksinasi terhadap 83 persen populasi agar tercipta kekebalan komunitas.
Ia mengungkapkan bahwa 13 kasus serius di Guangzhou pada Mei lalu terjadi pada penderita yang belum menerima vaksin.