Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, hoaks atau berita bohong menjadi tantangan utama yang dihadapi masyarakat saat melakukan vaksinasi.
“Sebenarnya, kalau kita bicara tantangan soal vaksin, ada banyak sekali tantangannya. Tapi kalau tantangan utamanya itu ada dari masyarakat sendiri. Karena yang paling kita hadapi adalah hoaks terkait vaksin,” kata Reisa dalam “Dialog Semangat Selasa” di Media Center KPCPEN, di Jakarta, Selasa.
Reisa mengatakan, sejak awal pandemi Indonesia telah menerima sebanyak lima ribu hoaks terkait dengan kegiatan vaksinasi yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Untuk menghadapi banyaknya berita hoaks yang beredar di masyarakat, ia memberikan cara seputar bagaimana membedakan berita yang benar dan berita hoaks.
“Kita harus tahu dulu sebelum kita menyebarkan berita, kita harus tahu ciri-ciri berita ini hoaks atau bukan. Biasanya berita yang diterima kalau sifatnya seperti itu salah, biasanya dibikin 'lebay' gitu. Bombastis dan tidak ada rujukan resminya atau sumber yang valid,” ujar Reisa saat menjelaskan cara pertama perangi hoaks soal vaksin.
Baca juga: PB HMI: tangkap provokator edarkan poster "hoaks" demo tolak PPKM 24 Juli
Hal kedua yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah dengan membuka website www.covid19.go.id atau www.kemkes.go.id.
Lebih lanjut Reisa mengungkapkan, di dalam website www.covid19.go.id itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo), sudah membuat satu link khusus untuk hoax buster yang dapat membantu masyarakat melakukan validasi, terkait apakah berita tersebut termasuk hoaks atau tidak.
“Langsung masukkan saja kata kuncinya terkait vaksin, apapun pertanyaannya nanti akan keluar rujukan-rujukan beritanya apakah itu termasuk hoaks atau tidak,” kata dia.
Cara terakhir yang Reisa berikan adalah selalu ikuti berita atau informasi dari sumber-sumber resmi. Seperti keterangan dari juru bicara pemerintah. Karena berita dan informasi yang sudah dibagikan sudah di verifikasi berkali-kali, hingga kemudian disampaikan ke sistem-sistem yang mendukung untuk penyebaran informasi tersebut.