Denpasar (ANTARA) - Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada Kota Denpasar, Bali, akan dihiasi dengan dua patung setinggi 3 meter bertajuk "Sang Kala Trisemaya" dengan makna menjaga alam semesta, sekaligus memperindah kawasan tersebut.
"Revitalisasi kawasan Heritage Pasar Kumbasari, Pasar Badung dan Jalan Gajah Mada Kota Denpasar yang dilaksanakan Pemkot Denpasar tahun 2021 akan menghadirkan ikon baru," kata I Nyoman Gede Sentana Putra selaku desainer patung saat bertatap muka dengan Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara di Denpasar, Senin.
Sentana Putra yang akrab dipanggil Kedux menjelaskan ikon dimaksud adalah dua patung setinggi 3 meter yang akan menghiasi jembatan di Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar
Kawasan Heritage Gajah Mada merupakan sebuah warisan budaya yang historis di Kota Denpasar sehingga keberadaanya harus dilestarikan, utamanya nilai-nilai sejarah yang menggambarkan peradaban manusia di masa lalu.
Ia mengatakan dua buah patung setinggi 3 meter yang akan menghiasi jembatan kawasan Heritage Jalan Gajah Mada itu mengangkat tema "Sang Kala Trisemaya".
Baca juga: Karangasem segera miliki ikon "Patung Surya Candra"
Patung ini diambil dan menceritakan tentang Hyang Bhatara Guru yang sedang beryoga dan batinnya terbelah menjadi dua sehingga terlahir Pendeta Muda Sanghyang Dharmajaya yang disebut juga Sang Resi Sidhiwasitadewa.
Sang Hyang Trisemaya (Brahma, Wisnu, Iswara) yang merasakan energi dari Sang Hyang Dharmajaya mengira bahwa Sang Resi Sidhiwasitadewa itu ingin menghancurkan dunia. Sang Hyang Trisemaya pun marah dan sama-sama menampakan perwujudan yang menakutkan.
Dari cerita singkat di atas, lanjut Kedux bahwa patung ini merupakan abstraksi cerita Lontar Siwagama ke dalam sebuah karya tiga dimensi. Di mana kepekaan dari Sang Hyang Trisemaya dalam upayanya menjaga bumi dan alam semesta tetap terjaga damai.
“Seorang penjaga yang harus memiliki sisi kepekaan akan perilaku seseorang dan akan mampu mengintai gerak-gerik manusia salah ulah, salah ujar, dan orang yang berbohong, seperti anugrah yang telah diberikan Bhatara Guru kepada Sang Kala Trisemaya, inilah yang akan diwujudkan menjadi patung di Jembatan Kawasan Jalan Gajah Mada Kota Denpasar,” ujar Kedux.
Secara umum Kedux menjelaskan, patung ini akan menggunakan unsur ornamen Bali dengan objek naga mengelilingi kepala Gada. Untuk badong dan siteng turut memadukan unsur bulu binatang berkaki 4 dan ular sebagai objek yang dikombinasikan dengan ukiran ornamen Bali.
Sedangkan rom-rom pada ornamen akan menggunakan konsep sirip ikan disusun repetisi dipadukan juga dengan ukiran atau ornamen Bali pada umumnya.
"Intinya tetap mengangkat tema tradisional mengacu kepada karya patung dari maestro Bali yaitu I Gusti Nyoman Lempad yang saat ini masih menghiasi daerah nol kilometer Denpasar, di mana masih memiliki nilai-nilai filosofi sangat kuat dan tentu menjaga kawasan ini sebagai kawasan heritage di Bali khususnya di Denpasar,” ujarnya.
Baca juga: Studio "Putra Art" Sukawati-Gianyar pajang patung-patung klasik
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas konsep pembuatan patung ini. Dengan adanya patung "Sang Kala Trisemaya" ini mampu memberikan aura positif serta menambah nilai estetika dan seni kawasan Heritage Jalan Gajah Mada.
Selain itu, pembangunan patung ini juga sebagai upaya memberikan ruang apresiasi bagi seniman seni rupa di Kota Denpasar.
“Tentu kami sangat memberikan apresiasi, ke depan diharapkan dengan adanya patung ini mampu memberikan aura positif serta dapat menambah nilai estetika di kawasan Jalan Gajah Mada,” ujar Jaya Negara.
Untuk diketahui, pembangunan patung "Sang Kala Trisemaya" ini merupakan serangkaian kegiatan revitalisasi kawasan Pasar Kumbasari, Pasar Badung dan Jalan Gajah Mada Denpasar.