Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan potensi lima geowisata yang ada di Perbukitan Menoreh dengan program pariwisata kolaboratif yang berbasis budaya berkelas dunia.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Joko Mursito di Kulon Progo, Minggu, mengatakan lima geowisata di permukitan Menoreh yang diproyeksikan akan dikembangkan adalah Gunung Ijo, Gunung Gajah dan Gunung Kendil, serta dua gua purba yakni Gua Kiskendo dan Gua Sriti.
"Potensi geowisata di Perbukitan Menoreh, kami tangkap dengan wisata bertajuk mewujudkan pariwisata kolaboratif yang berbasis budaya berkelas dunia dengan mengambil branding Kulon Progo sebagai panggung geowisata purba dunia," kata Joko Mursito.
Baca juga: Jembrana siap bangun sirkuit makepung untuk turis
Ia mengatakan pada 2020, Perbukitan Menoreh telah ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNICEF. Ini akan diikuti oleh adanya konsekuensi-konsekuensi logis terhadap penyelamatan lingkungan dan alam yang ada di area tersebut. Dengan demikian masyarakat harus diberikan edukasi dalam kerangka pelestarian lingkungan dan alam. Seperti misalnya dengan diterbitkannya peraturan desa tentang konservasi yang isinya larangan berburu burung dengan berbagai sanksi.
"Konsep dasarnya adalah konservasi dengan memelihara dan melestarikan sejumlah titik gua dan gunung purba di Perbukitan Menoreh. Lalu ada unsur pengembangan dalam kerangka kemasan wisata edukasi," kata Joko.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana mengatakan perkembangan destinasi wisata di Kulon Progo saat ini terbilang sangat pesat. Wisata di Kulon Progo kini sudah bergeser menjadi jenis-jenis wisata budaya, kuliner, pertanian, edukasi dan jenis-jenis wisata paket yang unik serta spesifik.
"Pada awalnya wisata hanya sekedar menikmati alam apa adanya seperti gunung, hutan, pantai, gua dan air terjun. Dispar memang perlu melakukan inovasi supaya sektor pariwisata ini menjadai data ungkit perekonomian masyarakat," katanya.