Jakarta (ANTARA) - Doktor pribadi Diego Maradona, Leopoldo Luque, diselidiki polisi atas dugaan "pembunuhan secara tidak sengaja" beberapa hari setelah legenda sepak bola tersebut meninggal dunia.
Sekitar 30 polisi di Buenos Aires telah menggeledah rumah dan klinik pribadi milik Leopoldo Luque untuk memastikan kemungkinan ada kelalaian dalam perawatan Maradona setelah operasi.
Maradona meninggal di usia ke-60 tahun karena serangan jantung di rumahnya saat dirawat setelah operasi otak pada awal November.
Penyelidikan itu dipicu oleh laporan dari tiga putri Maradona, yakni Dalma, Giannina dan Jana terkait perawatan jantung yang didapat ayah mereka di kediamannya di Tigre, utara Buenos Aires, kata narasumber pengadilan.
"Penyelidikan kami sedang berlangsung, kami berbicara dengan para saksi termasuk para anggota keluarga (Maradona)," kata narasumber yang dekat dengan penyelidikan seperti dikutip BBC, Senin.
Luque menolak berkomentar tentang dugaan tersebut. Ia sempat mengunggah foto dengan Maradona pada hari ketika sang pencipta Gol Tangan Tuhan meninggalkan rumah sakit pada 12 November, 8 hari setelah operasi untuk mengangkat gumpalan darah di otak Maradona.
Maradona kemudian kembali ke rumahnya di Tigre untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut. Legenda Napoli itu dinyatakan meninggal karena serangan jantung pada Rabu (25/11) waktu setempat dan dimakamkan keesokan harinya di permakaman Jardin de Paz, pinggiran ibu kota Argentina.
Dokter pribadi Maradona diduga lakukan "pembunuhan tak disengaja"
Senin, 30 November 2020 9:51 WIB