"Yang tercatat ada 280-an dari awal kasus bulan Maret yang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada yang bergejala dan ada yang tidak, sedangkan yang masih dirawat 20 orang untuk wilayah kami terhitung sampai dengan data kemarin," kata Kepala UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan. dr. A.A. Ngurah Gede Dharmayuda, saat ditemui di Denpasar, Jumat (16/10).
Ia mengatakan bahwa hingga saat ini pasien yang terindikasi terpapar COVID-19 banyak yang ditemukan. Awalnya dengan menunjukkan gejala, seperti panas tinggi, pilek dan gangguan penciuman yang berarti telah mengarah ke COVID-19.
Setelah ditemukan ada pasien yang mengarah ke positif COVID-19, dokter langsung menganjurkan untuk dilakukan tes usap.
Ia mengatakan tes usap bagi masyarakat yang menunjukkan gejala diberikan secara gratis, namun tes usap secara gratis tersebut tidak berlaku bagi masyarakat dengan kebutuhan perjalanan ke luar negeri.
Ia mengatakan tes usap bagi masyarakat yang menunjukkan gejala diberikan secara gratis, namun tes usap secara gratis tersebut tidak berlaku bagi masyarakat dengan kebutuhan perjalanan ke luar negeri.
"Jadi alur di puskesmas ada yang memang ditemukan di puskesmas, kemudian ada yang memang langsung dari rumah sakit tapi datanya ada di wilayah kita dan ada juga yang secara mandiri datang ke faskes. Selain itu, untuk keluarga pasien yang menjalani isolasi mandiri juga menjadi tanggung jawab kami," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa setelah diketahui ada pasien positif maka akan dilanjutkan dengan pelacakan kontak. Untuk hasil pelacakan, jika ditemukan ada yang positif tetapi tidak bergejala maka dilakukan isolasi mandiri di rumah.
Dia mengatakan dari kasus COVID-19 belakangan ini, dominan pasien yang terpapar adalah usia-usia produktif.
"Dominan yang sudah-sudah berkeluarga itu, juga ada lansia dengan penyakit kronis banyak. Beberapa kasus belakangan ini penyebarannya dari lingkungan keluarga," kata dr. Dharmayuda.
"Dominan yang sudah-sudah berkeluarga itu, juga ada lansia dengan penyakit kronis banyak. Beberapa kasus belakangan ini penyebarannya dari lingkungan keluarga," kata dr. Dharmayuda.
Terkait dengan kebijakan baru dari Pemerintah Provinsi Bali bahwa untuk kesehatan telah mendapat bantuan dana penanganan COVID dari pusat, untuk itu diharapkan masing-masing kabupaten/kota menyiapkan hotel guna kepentingan karantina warga terpapar virus.