"Jumlah konsumsi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium turun drastis menjadi tinggal 3 persen dari yang sebelumnya masih sebesar 18 persen. Sebaliknya, untuk BBM jenis Pertalite dengan Research Octane Number (RON) 90, konsumsinya meningkat dari 67 persen menjadi 83 persen," kata Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus, Rustam Aji dalam keterangan pers di Denpasar, Selasa.
Melalui Program Langit Biru, Pertamina MOR Pemasaran Regional Jatimbalinus memberikan harga khusus Pertalite setara harga Premium untuk konsumen di Kabupaten Gianyar.
Melalui program tersebut, harga BBM RON 90 itu menjadi Rp6.450 per liter untuk kendaraan bermotor roda dua, roda tiga, angkot plat kuning, dan taksi plat kuning.
Program ini berlaku di 23 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kab. Gianyar, dari total 28 SPBU yang ada, mulai tanggal 29 September sampai dengan 28 November Tahun 2020.
Baca juga: Pertamina: Cukup tinggi, Konsumsi gasoline di Gianyar-Bali capai 82 persen
Baca juga: Pertamina: Cukup tinggi, Konsumsi gasoline di Gianyar-Bali capai 82 persen
"Peningkatan konsumsi ini sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap manfaat kualitas udara yang lebih bersih, karena Bali sebagai barometer pariwisata Indonesia. Jadi diharapkan bisa menjadi pelopor penerapan program energi bersih yang berujung meningkatnya kualitas udara dan lingkungan,"kata Rustam.
Sedangkan untuk Kota Denpasar, kata Rustam yang sudah lebih awal memulai Program Langit Biru (sejak Bulan Juli), tercatat tren konsumsi BBM yang memilih produk BBM yang lebih ramah lingkungan terus meningkat.
Rustam menjelaskan sebelumnya, proporsi konsumsi produk premium sebesar 28 persen dari total seluruh produk gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo) atau sekitar 114 Kilo Liter (KL) dari konsumsi keseluruhan produk yang sebanyak 408 KL perhari.
Sedangkan untuk perbandingan konsumsi produk Premium di Kota Denpasar hanya tinggal 8,5 persen atau sebanyak 42 KL dari total konsumsi seluruh produk gasoline di wilayah tersebut yang perharinya dilayani oleh Pertamina sebanyak 490 KL.
"Hal ini dikarenakan seiring dengan meningkatnya konsumsi produk Pertalite yang naik proporsinya dari 53 persen menjadi 75 persen sampai dengan pekan kedua di Bulan Oktober," kata Rustam.