Negara (ANTARA) - Pihak RSU Negara, Kabupaten Jembrana, Bali menjamin tidak ada pasien COVID-19 fiktif, atau pasien bukan terjangkit COVID-19 tapi didata terpapar virus tersebut.
"Kami mengikuti isu yang berkembang, bahkan di tingkat nasional, seolah-olah ada oknum rumah sakit yang memasukkan data pasien COVID-19 fiktif. Kami menjamin di Kabupaten Jembrana tidak ada seperti itu," kata Direktur RSU Negara dr I Gusti Ketut Oka Parwatha, Kamis.
Ia mengatakan, pengumuman penambahan jumlah pasien COVID-19 sudah berdasarkan aturan baku yang berlaku, sehingga pihaknya tidak mungkin memalsukan data pasien.
Dalam penanganan Covid-19, pihaknya bekerja sesuai pedoman termasuk kode etik, dan berusaha keras untuk kesembuhan pasien. Dengan adanya isu yang berkembang tersebut, ia mengaku, mempersulit petugas medis termasuk Satgas Penanganan Covid-19 saat menangani pasien.
"Kalau ada pasien yang hasil swabnya positif tapi menolak isolasi, karena menganggap COVID-19 sebagai rekayasa medis, kan berbahaya. Persepsi itu bisa menyulitkan kami dalam penanganan pasien," katanya.
Baca juga: PERSI luruskan isu "meng-COVID-kan" pasien
Selain itu, menurutnya, dengan persepsi COVID-19 adalah rekayasa, juga menyulitkan petugas memberikan edukasi penerapan protokol kesehatan.
"Kami imbau seluruh pihak mendukung upaya pemerintah dalam penanganan COVID-19. Kalau persepsi rekayasa yang muncul sehingga membuat lengah, itu berbahaya bagi keluarga dan tetangga kita, khususnya yang memiliki penyakit bawaan," katanya.
Di sisi lain, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha menyampaikan kabar gembira dengan kesembuhan 16 orang pasien yang dirawat di RSU Negara.
Ia mengatakan persentase kesembuhan pasien COVID-19 di Jembrana terus meningkat, yang per hari ini mencapai 86 persen, atau naik signifikan dibanding bulan September yang hanya 68 persen.
"Sampai hari ini ada 352 pasien terkonfirmasi dengan 303 diantaranya sembuh. Tingkat kesembuhan yang tinggi ini harus terus dipertahankan, sambil mencegah penularan agar tidak terjadi lonjakan jumlah pasien," katanya.
Untuk mencegah lonjakan jumlah pasien COVID-19, ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.