Jakarta (ANTARA) - Nilai ekspor Indonesia ke China selama periode Januari-Agustus 2020 meningkat sebesar 6,4 persen dibandingkan periode Januari-Agustus 2019, sementara nilai impor Indonesia dari China justru menurun sebesar 11,8 persen.
"Dengan begitu, defisit perdagangan kita dengan Tiongkok selama periode tersebut juga menurun," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun kepada ANTARA, Rabu.
Mengutip data dari Kementerian Kepabeanan China (GAC), Dubes menyebutkan nilai perdagangan Indonesia dengan China pada periode Januari-Agustus 2020 mencapai 48,7 miliar dolar AS (Rp 730,5 triliun).
Berdasarkan data tersebut, total nilai ekspor Indonesia ke China mencapai 23,3 miliar dolar AS (Rp349,5 triliun) , tumbuh sebesar 6,4 persen dibandingkan dengan nilai total ekspor tahun sebelumnya dalam periode yang sama.
Sementara nilai impor Indonesia dari China pada periode tersebut mencapai 25,4 miliar dolar AS (381 triliun) atau menurun sebesar 11,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya dalam periode yang sama.
Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan China dalam periode ini sebesar 2 miliar dolar AS (Rp29,2 triliun).
Namun kesenjangan tersebut menurun sekitar 69,2 persen jika dilihat dari defisit periode yang sama pada tahun lalu sebesar 6,6 miliar dolar AS (Rp99 triliun).
"Apabila tren tersebut terus berlanjut, maka sampai akhir tahun ini, defisit akan berkurang banyak dibandingkan tahun lalu," ujar Djauhari memperkirakan.
Beberapa produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini tercatat mengalami peningkatan nilai ekspor secara signifikan, di antaranya besi dan baja yang naik 134,3 persen, tembaga (88,5 persen), alas kaki (31,9 persen), kertas dan paperboard (118,7 persen), produk perikanan (16,2 persen), karet (25,8 persen), plastik (20,4 persen), timah (1.163,6 persen), dan aluminium (4.124,1 persen).
Untuk investasi China di Indonesia selama periode Januari sampai Juli 2020 telah terealisasi 2,4 miliar dolar AS atau meningkat 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
China masih menduduki peringkat kedua investor asing terbesar di Indonesia. "Angka tersebut apabila ditambah dengan investasi dari Hong Kong senilai 1,7 miliar dolar AS, maka dapat dikatakan bahwa Tiongkok plus Hongkong merupakan investor terbesar di Indonesia pada kuartal pertama," kata Dubes Djauhari.