"Untuk uji sampel selama ini jumlahnya bervariasi dari 50 sampai 300 per harinya yang masuk. Jadi sifatnya fluktuatif, kira-kira hingga saat ini mencapai belasan ribu," kata Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RS PTN, dr. Arya Biantara saat dihubungi di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada target, jadi kalau ada sampel akan langsung diperiksa. Kata dia, sesuai edaran yang baru, tidak melakukan contact tracing, jika ditemukan ada pasien yang bergejala baru kemudian dilakukan tes usap.
Sedangkan untuk orang yang pernah kontak dengan pasien yang positif COVID-19, juga akan dites usap kalau menunjukkan gejala.
"Jadi cukup isolasi mandiri. Selama enam bulan ini, berkurang juga belum justru kasusnya ada terus. Saat ini grafiknya masih naik terus," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya menjelaskan untuk wilayah Bali, tercatat ada lima laboratorium pemeriksa (sudah SK menkes) yaitu Laboratorium mikro RSUP Sanglah, Laboratorium Universitas Udayana, Laboratorium FKIK Warmadewa, BLK Provinsi Bali dan Lab. RSU Bali Mandara.
Sedangkan ada satu rumah sakit yang masih proses perizinan ke Kementerian Kesehatan, yaitu Laboratorium BRSUD Tabanan. Untuk yang masih proses pembentukan yaitu Lab. RSAD tk. II Udayana dan Lab. RSD Mangusada.
"Untuk RSUP Sanglah ada tiga ketersediaan alat PCR, dengan jumlah kemampuan pemeriksaan per hari maksimal 700 sampel per hari, kemudian RS PTN Unud ada dua alat PCR, dengan kemampuan maksimal 300 sampel per hari," katanya.
Selanjutnya, di Lab. Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa ada dua alat PCR, dengan kemampuan maksimal 100 per hari, Labkes Dinkes Provinsi Bali ada satu alat PCR dengan kemampuan maksimal 270 sampel per hari dan RS Bali Mandara ada tiga alat PCR dengan kemampuan pemeriksaan maksimal 500 sampel per hari.
Baca juga: RS PTN Unud tetapkan biaya tes cepat COVID-19 Rp105.000
Baca juga: RS PTN Unud tetapkan biaya tes cepat COVID-19 Rp105.000
"Dari lima rumah sakit tersebut totalnya ada 11 alat PCR, dengan SDM ahli sebanyak 10 orang dengan total kemampuan pemeriksaan mencapai 1.870 per hari untuk jumlah maksimal," jelas dr. Suarjaya.