Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa sistem pembelajaran secara daring atau pendidikan jarak jauh (PJJ) pada masa pandemi COVID-19 ini dapat dijadikan momentum bagi dunia pendidikan menuju arah digitalisasi.
"Kalau diambil hikmahnya, cara belajar daring ini juga momentum bagus bagi para siswa kita untuk lebih terbiasa memanfaatkan teknologi digital," kata Koster saat acara penandatanganan MoU dukungan pendidikan jarak jauh antara Pemprov Bali dengan PT Telkomsel melalui Program Merdeka Belajar Jarak Jauh, di Rumah Jabatan Gubernur Bali Jayasabha, Denpasar, Kamis.
Namun, ujar dia, hal itu bukan berarti sepenuhnya harus meninggalkan metode pembelajaran konvensional. Justru ke depan perlu ada kombinasi antara metode pembelajaran konvensional dengan digital.
"Bisa lebih efisien, mengurangi biaya, seperti perlengkapan sekolah misalnya. Anak-anak juga saya kira bisa lebih fokus belajar. Namun demikian nantinya harus ada SOP yang jelas mengenai hal ini. Dirancang dan disusun secara permanen. Kasihan anak-anak jika tidak ada panduannya," ujarnya.
Menurut dia, Provinsi Bali bisa menjadi pelopor dan bisa menjadi contoh untuk daerah lain.
Baca juga: Banjar di Denpasar sediakan akses internet gratis bagi siswa
Pihaknya pun kemudian mengapresiasi PT Telkomsel yang telah memberikan dukungan bantuan terhadap para siswa di Bali mengikuti pembelajaran secara daring pada masa pandemi.
Bantuan itu berupa 150 ribu kartu perdana gratis untuk pelajar dengan kuota masing-masing 10 GB yang diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Bali.
"Saya ucapkan terima kasih, terlebih (paket data, red) ini sangat dibutuhkan para murid. Kita memulai dari bantuan kuota dulu, sebelum nantinya kami buatkan sistem untuk pendidikan di Bali," kata Koster.
Sementara itu, Sales Director PT Telkomsel Ririn Widaryani menegaskan bahwa pihaknya komit membantu dunia pendidikan, khususnya di Bali. "Sesuai pula dengan instruksi pemerintah pusat, dan kami ingin pastikan semua murid, guru, tenaga pengajar lain, menggunakan sarana yang tepat," ujarnya.
Program ini, menurut dia, menyasar hampir sekitar 600 sekolah dari tingkat SMA/SMK hingga SMP sederajat di Bali. Tahap pertama didistribusikan 150.000 kartu perdana dengan kuota gratis 10 GB untuk siswa di 600 sekolah di Bali.
Baca juga: Selama COVID-19, belasan pelajar Gianyar-Bali akses wifi gratis di rumah makan (video)
"Kuota ini digunakan untuk mengakses situs-situs pembelajaran dan mendukung belajar daring. Mudah-mudahan dengan ini kita bersama mendukung anak terus belajar meskipun belum bisa ke sekolah," ujarnya pada kegiatan yang dihadiri pula oleh Kepala Dinas Kominfos Provinsi Bali Gede Pramana serta Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali Boy Jayawibawa itu.