Badung (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengingatkan masyarakat bahwa menjaga kelestarian kawasan mangrove bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama.
"Menjaga kawasan mangrove tidak hanya tanggung jawab para nelayan semata, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk masa depan anak cucu kita nantinya," kata Putri Koster saat menyapa para nelayan Patasari pada acara 'Tegur Sapa' di Kampung Mangrove, Muara Tukad Mati, Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Oleh karena itu, wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri itu mengajak keterlibatan generasi muda, para ibu PKK serta seluruh elemen masyarakat untuk turut menjaga kelestarian, kebersihan dan keasrian kawasan mangrove.
"Saya mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada para nelayan Patasari yang telah bekerja keras bersama-sama berupaya menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan mangrove atau hutan bakau, sehingga lingkungan menjadi bersih, asri dan nyaman," ucap pendamping orang nomor satu di Bali itu.
Baca juga: Koster ingin jadikan bekas reklamasi Pelabuhan Benoa sebagai hutan kota
Dengan kawasan mangrove yang terjaga kebersihan serta kelestariannya, ke depannya tidak hanya akan memberi dampak positif pada lingkungan, juga nantinya bisa dikembangkan menjadi kawasan dan paru-paru yang dapat penyuplai oksigen di tengah kota.
Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri juga menekankan pentingnya pengolahan sampah yang berasal dari sumbernya, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir ataupun di sungai yang berujung ke laut.
Untuk itu, dai meminta agar pengolahan sampah di sumbernya semakin diintensifkan bahkan jika memungkinkan sampah diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Sementara itu, Ketua Nelayan Patasari Jero Dolphin menyampaikan bahwa dulunya lokasi ini adalah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang kemudian melalui perjuangan para nelayan didukung pemerintah, dari tahun 2009 telah berhasil menata kawasan Muara Tukad Mati ini menjadi seperti saat ini.
Baca juga: Dinas Perikanan Denpasar selenggarakan "Susur Mangrove"
Dengan beranggotakan sebanyak 202 nelayan, kata Jeo Dolphin, pihaknya berupaya keras melakukan normalisasi sungai, menanam mangrove dan melepas satwa yang hidup pada habitat yang ditumbuhi pohon mangrove.
Kerja keras para nelayan ini berbuah manis dengan diraihnya penghargaan Kalpataru oleh Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari pada tahun 2019.
"Kami berharap penataan kawasan mangrove ini dapat terus dilanjutkan, sehingga bisa menjadi kawasan eduwisata mangrove. Dari satu sisi kawasan mangrove bisa menjaga alam dengan mencegah terjadi abrasi, di sisi lain ada nilai ekonomis yang bisa dinikmati masyarakat sekitar.
Pada acara yang turut dihadiri jajaran Pemerintah Kabupaten Badung dan pemilik Krisna Oleh Oleh Bali yang terkenal dengan sebutan Ajik Krisna serta anggota nelayan Patasari, Putri Koster berkesempatan menyerahkan bantuan sembako secara simbolis kepada para nelayan, disusul melakukan penanaman mangrove.