Jakarta (Antara Bali) - Indonesia Police Watch (IPW) mengkhawatirkan peran TNI akan terlalu aktif jika dilibatkan mengatasi aksi demo mahasiswa yang menolak penaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Ada tiga kekhawatiran kami jika TNI dilibatkan, yakni pertama akan memicu provokasi mahasiswa untuk berbuat anarkis," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane di Jakarta, Minggu.
Kedua, lanjut dia, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab akan memanfaatkan situasi itu untuk membuat benturan segitiga, antara demonstran, Polri, dan TNI.
Kekhawatiran yang ketiga adalah TNI sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menzalimi rakyat. Untuk itu, IPW mengimbau TNI bisa menahan diri agar tidak terlibat secara langsung dalam mengamankan aksi-aksi demo mahasiswa.
Neta menegaskan bahwa TNI harus profesional sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan UU Nomor 24 tahun 2004 tentang TNI.
"TNI hendaknya jangan mau diperalat untuk kepentingan kekuasaan. TNI adalah anak rakyat. Polri juga diimbau bersikap profesional, proporsional, tidak arogan, dan tidak represif dalam menyikapi aksi demo," kata Neta.(LHS/T007)