Jakarta (ANTARA) - Pemerintah optimistis investasi akan jalan terus di tengah pandemi COVID-19 dan memastikan tidak ada pembatalan realisasi investasi karena wabah tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan pemerintah akan fokus pada investasi yang bersifat strategis, yakni investasi yang bisa memberi nilai tambah atas kekayaan alam Indonesia, menciptakan pemerataan pertumbuhan, dan menciptakan lapangan kerja.
"Saya menyebutkan kita optimistis tapi juga harus tetap hati-hati," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Menurut Seto, Indonesia masih menarik bagi investor. Pasalnya, belum ada investor yang membatalkan komitmen investasi. Misalnya saja Hyundai yang akan membangun pabrik mobil dan mobil listrik hanya menunda peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik yang seharusnya April lalu menjadi November mendatang.
"Satu lagi investasi pabrik susu senilai Rp4 triliun. Seharusnya semester I tahun ini tapi juga terpaksa harus ditunda karena banyak tenaga ahli mereka yang belum bisa datang," katanya.
Baca juga: Kemenperin gandeng pemda pulihkan aktivitas industri pada masa pandemi
Seto mengakui, dampak wabah Covid-19 sangat dirasakan sektor ekonomi baik dari sisi suplai dan permintaan. Penutupan pabrik hingga lockdown membuat suplai ke pasar terganggu.
Sementara dari sisi permintaan juga terganggu karena konsumen tidak bisa belanja dan juga kehilangan pendapatan akibat adanya pembatasan aktivitas.
"Para ahli ekonomi mengatakan krisis ekonomi yang disebabkan Covid-19 ini dampaknya akan sama dengan great depression di tahun 1930an, tak bisa disamakan dengan krisis tahun 1997/1998 atau 2008/2009. Yang membedakan itu tadi, dua hal yang langsung kena yaitu sisi suplai dan permintaan, dan ini kena hampir ke seluruh dunia sehingga dampak ekonominya cukup signifikan," imbuhnya.
Baca juga: Kemenparekraf prioritaskan industri MICE domestik saat normal baru
Meski terjadi di seluruh dunia, Seto mengatakan pemerintah tetap optimis, kendati harus hati-hati, menghadapi pelambatan ekonomi yang terjadi akibat pandemi.
"Dalam kasus Indonesia kita cukup beruntung karena pasar domestiknya sangat besar. Sehingga kita melihat pertumbuhan ekonomi kita di kuartal I 2020 memang turun, tetapi masih positif. Di sejumlah negara lain bahkan ada yang negatif," katanya.