Turun 53 persen, Bandara Ngurah Rai layani 4,7 juta penumpang, Januari-April

Badung (ANTARA) - Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, tercatat telah melayani sebanyak 36.490 pergerakan pesawat udara dan total 4.761.786 orang penumpang keluar masuk wilayah Pulau Bali melalui bandara itu selama periode pencatatan bulan Januari hingga April tahun 2020, atau penumpang menurun 53 persen dibandingkan dengan Januari-April 2019.

"Dari data tersebut, kami mencatat terdapat penurunan yang cukup signifikan pada pencatatan periode empat bulan pertama tahun 2020 itu jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Herry A.Y. Sikado, Sabtu.

Ia menjelaskan, untuk statistik pergerakan pesawat udara, terdapat penurunan sebesar 35 persen, sedangkan untuk pergerakan penumpang tercatat turun 53 persen jika dibanding dengan catatan periode Januari-April 2019.

Baca juga: Bandara Bali layani pemulangan 3.408 warga negara asing

"Pada periode yang sama di tahun 2019, tercatat sebanyak 49.186 pesawat dan 7.282.145 orang penumpang yang telah terlayani keluar masuk Bali melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai," katanya.

Herry A.Y. Sikado mengatakan, khusus untuk pencatatan trafik di bulan April 2020, Bandara I Gustu Ngurah Rai mencatat telah melayani sebanyak 94.480 orang penumpang yang terbagi menjadi 12.791 orang penumpang rute internasional dan 81.689 orang penumpang rute domestik yang diangkut dengan 1.893 pesawat udara.

Jumlah tersebut juga turun dratis jika dibandingkan dengan pencatatan bulan April 2019 dengan total penumpang yang terangkut adalah sebanyak 1.884.646 orang penumpang, dengan pembagian 1.121.213 orang penumpang rute internasional dan 763.433 orang penumpang dari rute domestik yang terangkut dengan 12.667 pesawat udara.

Baca juga: 4.960 pekerja migran telah pulang melalui Bandara Ngurah Rai

"Untuk pencatatan di bulan April 2020 dibandingkan dengan statistik di bulan April 2019, dari kedua rute sama-sama mencatat selisih perbedaan yang sangat besar," ungkap Herry Sikado.