Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 mendatangkan sisi positif bagi dunia kesehatan, salah satunya adalah dimaksimalkannya teknologi untuk pelayanan kesehatan.
Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), Dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT mengatakan pandemi COVID-19 membuat masyarakat dan juga dunia kesehatan lebih melek terhadap teknologi.
Baca juga: Cause ajak masyarakat berolahraga dengan teknologi
"Hikmah dari COVId adalah kita harus mengubah mindset dari sisi kesehatan. Terlepas dari COVID ada atau tidak, pasti pelayanan kesehatan akan berubah termasuk teknologi kesehatan. Kita terlambat sebenarnya, di ASEAN kita cuma menang dari Laos dan Kamboja, dengan Vietnam kita sudah kalah, mereka sudah membangun rekayasa genetika," kata dr. Adib dalam virtual conference, Kamis.
Pandemi memaksa dunia kesehatan untuk meminimalkan kontak fisik antara dokter dan pasien. Oleh karenanya platform-platform digital berbasis kesehatan harus dikembangkan dengan maksimal dan ada payung hukum yang membawahinya.
"Tapi apakah medical device-nya sudah siap? Ini yang masih harus disiapkan. Ada dua hal yang wajib diperhatikan, standar profesi dan standar etik," jelas dr. Adib.
"Teknologi seperti ini sangat dibutuhkan di era teknologi, pasien tidak perlu bertemu dokter karena sekarang rumah sakit ditakutkan jadi tempat terjadinya penularan. Tapi masalahnya apa semua dokter mampu memanfaatkan teknologi ini, saya harap sih semua dokter tidak gaptek," lanjutnya.
Meski demikian, banyak yang harus dibenahi terkait dengan penggunaan teknologi untuk pemeriksaan kesehatan. Selain itu, yang paling penting adalah masalah regulasi agar tidak adanya penipuan seperti dokter palsu atau dokter yang tidak memiliki izin praktik.
"Kita tidak mau juga ada provider yang dokternya tidak ada registrasi, tidak ada izin praktik atau dokternya palsu. Kita harus pikirkan juga apa perlu ada SIP (surat izin praktik) untuk praktik virtual," ujarnya.
COVID-19 menyebabkan teknologi dimaksimalkan untuk kesehatan
Kamis, 30 April 2020 17:15 WIB