Jakarta (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) mesti menyusun kembali program Training Center (TC) seiring dengan ditundanya Olimpiade Tokyo 2020 akibat pandemi virus corona penyebab COVID-19.
"Ada konsekuensi yang harus juga dipikirkan bersama, salah satunya planning program yang harus disusun ini mesti di-review kembali dan tadi juga Ibu Ketum sudah berkoordinasi dengan Kemenpora," ujar Sekjen PP Perpani Nyak Amir saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Nyak Amir mengatakan penundaan Olimpiade Tokyo 2020 memiliki dua dampak yang bertolak belakang. Positifnya, bakal memberikan ruang waktu bagi atlet untuk mempersiapkan diri dalam perebutan tiket tambahan.
Baca juga: IOC tetap pakai nama Olimpiade 2020 Tokyo
Baca juga: Jepang dan IOC sepakati penundaan Olimpiade Tokyo
Sementara negatifnya, Perpani juga mesti kaji ulang yakni perihal anggaran di samping menyusun ulang program Pelatnas. Awalnya Perpani mengajukan anggaran sekitar Rp13 miliar untuk persiapan Olimpiade Tokyo 2020 yang dimulai pada Maret.
Namun akibat adanya penundaan serta banyaknya agenda olahraga pada 2021 nanti, membuat Kemenpora kemungkinan bakal memangkas anggaran untuk tahun ini yang berimbas pada program TC.
"Konsekuensi lain yang menjadi pemikiran kami tentunya dengan ditundanya olimpik ini proses pelatnas akan berkepanjangan sampai 2021 artinya konsekuensi anggaran bakal lebih besar," kata dia menambahkan.
PP Perpani sendiri sudah menyerahkan proposal baru ke Kemenpora perihal revisi anggaran dan program pelatnas. Ia berharap program TC bisa digelar pada April hingga Desember dan anggaran yang disetujui untuk persiapan olimpiade mendatang sebesar Rp14 miliar.
"Yang kita ajukan tadi kalau ukurannya April sampai Desember untuk pelatnas olimpik itu sekitar Rp14 miliar. Kita sampaikan dua bulan akan ada Training Camp di Belanda November hingga Desember yang kami ajukan," kata dia menegaskan.
Olimpiade Tokyo ditunda, panahan Indonesia susun kembali program
Jumat, 27 Maret 2020 19:26 WIB