Jakarta (ANTARA) - Dewan Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengumumkan bahwa mereka sepakat untuk mulai membicarakan skenario alternatif penyelenggaraan Olimpiade Tokyo sebagai respon meningkatnya kekhawatiran terkait pandemi global COVID-19.
Skenario alternatif tersebut mencakup opsi memodifikasi rencana awal penyelenggaraan Olimpiade Tokyo jika tetap dilangsungkan sejak 24 Juli nanti serta opsi mengubah tanggal dimulainya pesta olahraga empat tahunan tersebut.
Akan tetapi, IOC menegaskan pembatalan Olimpiade Tokyo 2020 bukanlah sebuah solusi sehingga itu tidak akan menjadi agenda pembicaraan ke depan.
Baca juga: Panpel rancang opsi Olimpiade Tokyo ditunda
Baca juga: Seruan penundaan Olimpiade Tokyo semakin kencang
Langkah tersebut diyakini akan bisa membuat IOC memahami lebih jauh tentang perubahan yang begitu cepat terkait kondisi kesehatan di dunia maupun Jepang khususnya, demikian lansiran laman resmi IOC, Senin dini hari WIB.
Sambutan hangat yang diperlihatkan terhadap kedatangan api Olimpiade di Jepang baru-baru ini diyakini IOC menyuntik kepercayaan diri mereka bahwa negara tersebut bisa menyelenggarakan Olimpiade Tokyo sesuai jadwal tentunya dengan mengindahkan keselamatan dan kesehatan semua pihak yang terlibat.
Namun, di sisi lain, IOC menyadari perkembangan drastis kasus COVID-19 di banyak belahan dunia, sehingga dewan eksekutif memutuskan untuk meningkatkan pembicaraan mengenai skenario-skenario alternatif yang bisa ditempuh.
IOC meminta komitmen dan kerja sama penuh dari panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo beserta pemerintah Jepang dan para federasi olahraga serta komite Olimpiade negara anggota, demi tercapainya studi kelaikan skenario alternatif.
Selain itu, IOC juga berharap sikap serupa bisa diperlihatkan para pemegang hak siar serta para sponsor Olimpiade Tokyo.
Secara umum, IOC memperkirakan pembicaraan tersebut bakal membuahkan hasil positif dalam kurun waktu empat pekan ke depan.
"IOC berkoordinasi penuh dengan panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, pemerintah Jepang serta pemerintah wilayah Metropolitan Tokyo, memulai pembicaraan dengan peninjauan menyeluruh atas perkembangan situasi kesehatan di dunia, dampaknya terhadap Olimpiade Tokyo, termasuk skenario penundaan," tulis pernyataan resmi IOC.
"IOC yakin kesepakatan akan tercapai dalam empat pekan ke depan dan mengapresiasi penuh solidaritas serta kerja sama komite-komite Olimpiade negara dan federasi olahraga untuk mendukung para atlet serta beradaptasi dengan rencana Olimpiade Tokyo ke depan," demikian pernyataan yang sama.
"Dewan Eksekutif IOC menegaskan pembatalan Olimpiade Tokyo tidak akan menyelesaikan masalah atau membantu situasi. Sehingga pembatalan tidak menjadi agenda pembicaraan."
Presiden IOC Thomas Bach mengajak masyarakat olahraga sedunia untuk tetap memelihara keyakinan bahwa Olimpiade Tokyo tetap digelar, tetapi menegaskan bahwa nyawa manusia lebih penting dari apapun termasuk pesta olahraga empat tahunan itu.
"Nyawa manusia harus dikedepankan dibanding apapun, termasuk penyelenggaraan Olimpiade. IOC ingin menjadi bagian dari solusi," kata Bach.
"Saya harap kita semua bekerja bersama-sama untuk tetap meyakini: bahwa di akhir terowongan gelap yang tengah kita lewati ini, entah sampai kapan, api Olimpiade berada di ujungnya," ujar Bach lagi.