Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat berhati-hati ketika mencari informasi soal virus corona di internet karena rentan disusupi malware.
"Masyarakat harus hati-hati. Apabila mereka membaca, malware itu menempel di hoaks," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Pangerapan, saat jumpa pers di Jakarta, Senin.
Kementerian meminta masyarakat tidak sembarangan membuka konten yang berkaitan dengan virus corona, apalagi jika tidak mengenal pengirim informasi.
Baca juga: Peneliti temukan ancaman spyware lewat aplikasi pornografi
Kaspersky, dalam keterangan resmi, menemukan saat ini peretas menyebarkan malware melalui dokumen yang disamarkan sebagai informasi yang berkaitan dengan virus corona.
"Corona, yang sedang dibahas secara luas sebagai berita utama, telah digunakan sebagai umpan oleh para pelaku kejahatan siber. Sejauh ini kami hanya melihat sejumlah 10 file unik, tetapi karena aktivitas demikian kerap terjadi dengan topik populer di media, maka kami memperkirakan kecenderungan ini akan bertambah," kata analis malware Kaspersky, Anton Ivanov, dalam keterangan tersebut.
Berkas berbahaya yang ditemukan Kaspersky memiliki ekstentsi .pdf, .mp4 dan .docx.
Nama-nama file tersebut menyiratkan berkas tersebut berisi video instruksi cara melindungi diri dari virus corona.
Ketika diklik, berkas tersebut berisi, antara lain, malware Trojan dan Worm yang bisa memblokir, memodifikasi, menyalin data dan menganggu operasional komputer.
Kaspersky menyarankan warganet untuk menghindari tautan yang mencurigakan, misalnya menjanjikan konten eksklusif. Setelah itu, ketika ingin mengunduh berkas, perhatikan ekstensi berkas, sebaiknya tidak dalam format .exe atau .lnk.
Informasi soal virus corona rentan disusupi malware
Senin, 3 Februari 2020 15:41 WIB