Denpasar (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin meminta seluruh warga untuk mewaspadai jenis bencana Hidrometeorologi, seperti kekeringan, tanah longsor, dan banjir saat musim hujan.
"Kalau musim hujan yang paling sering terjadi itu seperti tanah longsor dan pohon tumbang terutama di daerah dataran tinggi, kejadian pohon tumbang juga banyak akibat dari hujan, kondisi pohon yang lapuk dan memang struktur tanahnya tidak kuat," kata Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin, di Kantor BPBD Bali di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan dilihat dari proyeksi prakiraan bencana tahun 2020 ada tren yang harus diwaspadai diantaranya untuk jenis bencana hidrometeorologi yaitu seperti tanah longsor, tsunami, banjir dan kekeringan. Kemudian jenis bencana geologi seperti cuaca ekstrem dan gempa bumi serta jenis bencana vulkanologi seperti erupsi gunung api.
Berdasarkan data BPBD Bali selama Januari hingga Desember 2019 lalu, tercatat ada 620 kejadian pohon tumbang, ada 264 kejadian kebakaran, 75 kejadian tanah longsor, 25 kejadian gunung meletus, 20 kejadian puting beliung, 19 kali gempa bumi, 18 kejadian bangunan roboh, dan 14 kali terjadi banjir.
Adapun jumlah estimasi kerugian sepanjang tahun 2019 mencapai Rp8,7 miliar.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada menggunakan informasi peringatan dini yang terpercaya dalam pengambilan keputusan kesiapsiagaan.
"Kalau musim hujan sangat penting untuk selalu update kondisi daerah masing - masing melalui BMKG untuk informasi dan valid peringatan dini nya, agar masyarakat juga bisa cukup aware terhadap kondisi terkini," ucapnya.
Baca juga: BMKG Bali : waspadai potensi hujan lebat
Ia mengatakan untuk mengantisipasi potensi bencana ini, BPDB telah menyiagakan personil yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) dengan jumlah 30-40 orang di setiap Kabupaten/Kota dan siaga 24 jam.