Rupiah tengah pekan masih menurun

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu, masih terkoreksi dibayangi sentimen eksternal.

Rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05 di level Rp14.095 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.088 per dolar AS.

"Membaiknya data ekonomi dalam negeri tidak bisa menahan pelemahan mata uang rupiah, apalagi data eksternal terutama perang dagang fase satu masih belum ada kejelasan walaupun ada statement dari pejabat AS bahwa perdagangan fase satu akan ditandatangani sebelum Natal. Namun pasar masih belum percaya begitu saja," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.

Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington dan Beijing berada dalam "pergolakan akhir dari sebuah perjanjian yang sangat penting", yang memberikan harapan bahwa kedua belah pihak dapat segera menandatangani kesepakatan.



Namun, Trump juga menegaskan kembali dukungan Washington bagi para pengunjuk rasa di Hong Kong, yang menjadi masalah dengan China.

Sebelumnya, para perunding terkemuka dari Washington dan Beijing mengadakan panggilan telepon lagi pada Selasa (27/11) pagi untuk membahas bagaimana menyelesaikan masalah-masalah inti.

Di sisi lain Bank Indonesia masih terus mengawasi kondisi global yang saat ini masih bergolak sehingga ada kemungkinan pada November atau Desember, BI bisa saja menurunkan suku bunga kembali sebesar 25 basis poin.



Bank sentral juga terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

"Apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia bertujuan untuk menggairahkan pasar domestik yang sempat meredup," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.089 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.089 per dolar AS hingga Rp14.104 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini, menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.096 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.081 per dolar AS.