Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan potensi industri halal akan meningkat secara signifikan dalam lima tahun ke depan, di antaranya nilai industri makanan halal yang akan mencapai 1,8 triliun dolar AS pada 2023.
Hal itu, kata Perry Warjiyo, karena jumlah penduduk muslim akan meningkat di seluruh dunia dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, kata Perry terdapat 1,8 miliar penduduk muslim di seluruh dunia.
"Oleh karena itu permintaan barang dan jasa produk halal juga akan semakin meningkat dan besar di masa mendatang. Itu potensi yang harus kita lihat dan perbesar lagi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo pada Konferensi INHALIFE dalam rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di Jakarta, Kamis.
Proyeksi nilai industri halal tersebut berdasarkan laporan Global Islamic Economy Report 2019/2020 yang baru dirilis.
Lebih lanjut Perry menjelaskan bahwa penduduk muslim yang semakin banyak akan meningkatkan produk makanan, fesyen, dan jasa-jasa bersertifikat halal di seluruh dunia.
Tidak hanya industri makanan halal, menurut dia, pada 2023 nilai industri pariwisata halal akan mencapai 274 miliar dolar AS. Sedangkan nilai industri mode halal akan mencapai 361 miliar dolar AS.
Perry mengatakan potensi tersebut harus didukung dengan langkah antisipatif untuk menjawab beberapa tantangan perkembangan industri halal.
Tantangan itu adalah perkembangan digitalisasi, kebutuhan konvergensi internasional, tata kelola industri halal dan regulasi yang tepat di seluruh dunia, dan mekanisme pembiayaan syariah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan ISEF 2019 atas kerja sama BI, Indonesia Fashion Chamber (IFC), dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC).