New York (ANTARA) - Harga minyak lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pelaku pasar tetap khawatir tentang melemahnya permintaan global.
Data ekonomi yang lebih lemah dari beberapa ekonomi utama dunia memperbaharui kekhawatiran investor bahwa pertumbuhan global yang lebih lambat akan mengurangi permintaan minyak mentah dan selanjutnya menekan harga minyak.
Selain itu, investor khawatir bahwa ketidakpastian perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya akan menambah penurunan ekonomi global, kata analis.
Namun demikian, penurunan harga minyak lebih lanjut tertahan oleh pelemahan dolar AS. Kurs dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Jumat (18/10/2019) di tengah optimisme Brexit setelah Inggris dan Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan baru.
Kesepakatan Brexit baru dengan Uni Eropa, membawa peluang bagi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk membawa negaranya meninggalkan blok ekonomi tersebut dengan kesepakatan pada 31 Oktober, meski masih harus mendapat persetujuan dari Parlemen Inggris.
Euro dan pound Inggris didorong naik terhadap dolar AS karena kesepakatan baru membawa harapan bahwa ekonomi Eropa dapat menghindari pukulan besar dari Brexit tanpa kesepakatan.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,32 persen menjadi 97,2941 pada akhir perdagangan. Dolar AS yang lebih lemah membuat minyak yang dinilai dalam dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 0,15 dolar AS menjadi menetap pada 53,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember berkurang 0,49 dolar AS menjadi ditutup pada 59,42 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange .
Harga minyak turun akibat pasar khawatir permintaan turun
Sabtu, 19 Oktober 2019 7:43 WIB