Badung (ANTARA) - Wakil Bupati Badung, Bali, I Ketut Suiasa mendorong Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Badung untuk melakukan langkah-langkah inovasi dalam pengendalian inflasi.
"Hal tersebut sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan inflasi yang rendah dan stabil di wilayah Badung," ujar Wabup Suiasa saat menghadiri High Level Meeting (HLM) TPID Kabupaten Badung di Pusat Pemerintahan Badung, Kamis.
Ia mengatakan, Badung memiliki tantangan yang besar terkait dengan inflasi karena Badung merupakan pusat dari kegiatan pariwisata di Pulau dewata.
Selain itu, tantangan tersebut muncul salah satunya karena banyaknya kegiatan adat di Bali khususnya Badung yang menuntut pemenuhan kebutuhan pokok harus tetap tersedia dengan harga yang stabil.
Baca juga: Pemkab Badung raih dua penghargaan Inovasi Nasional Top 45
Untuk mengatasi hal tersebut, Wabup Suiasa mendorong TPID setempat untuk memiliki skenario permanen tentang kebutuhan bahan pokok terkait pariwisata baik saat kunjungan wisatawan memasuki low season maupun high season serta saat hari-hari besar keagamaan.
TPID juga dinilai perlu membuat inovasi informasi harga komoditas seperti running teks mengenai informasi harga kebutuhan pokok yang dapat ditayangkan di pasar-pasar, termasuk pengaduan masyarakat.
"Dengan begitu kami harapkan pada tahun 2020, TPID Badung telah mempunyai sebuah grand design dan skenario langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam penanganan pengendalian inflasi," katanya.
Menurutnya, hal itu juga sebagai dasar bagi pemerintah daerah untuk mendukung ketersediaan pangan.
Terkait rapat HLM itu, ia menyampaikan rapat rutin setiap tiga bulan sekali itu bermanfaat untuk membahas pengendalian inflasi, sekaligus evaluasi pelaksanaan pengendalian inflasi triwulan III dan penyusunan program kerja triwulan IV tahun 2019.
Dalam rapat yang juga dihadiri Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali, Trisno Nugroho, Kabag Perekonomian A. A. Sagung Rosyawati, BPS Badung dan anggota TPID Badung itu, Wabup Suiasa juga berharap sinergitas yang telah terbangun selama ini baik TPID dengan BPS, Bulog, Bank Indonesia dan pihak lainnya agar tetap terjalin dengan baik.
Baca juga: Pemkab Badung buat aplikasi "FishGo" untuk bantu nelayan tradisional
Sementara itu, Kabag Ekonomi Badung, A.A. Sagung Rosyawati mengatakan, berdasarkan perhitungan, inflasi Badung masih merujuk angka inflasi Kota Denpasar dan secara umum Denpasar pada triwulan III inflasinya dinilai masih rendah dan stabil dengan catatan pada Januari - September 2019 sebesar 1,41.
"Angka ini tergolong rendah dan stabil. Mudah-mudahan dapat dipertahankan sehingga capaian inflasi sesuai target nasional yaitu 3,5 plus minus satu persen," katanya.
Ia menambahkan, selama triwulan III, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti, cabai merah, cabai rawit, ikan tongkol, daging ayam ras dan beras.
"Hal ini disebabkan kekurangan pasokan, menurunnya produksi dan turunnya pasokan dari daerah produsen. Disamping itu, ada pula komoditas yang harganya berfluktuasi yaitu bawang merah dan bawang putih," katanya.
TPID Badung didorong buat inovasi pengendalian inflasi
Kamis, 17 Oktober 2019 15:52 WIB