Denpasar (ANTARA) - Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose M.M. mengatakan bahwa jaringan terduga teroris yang berada di wilayah Bali merupakan bagian dari jaringan Abu Rara (pelaku penyerangan terhadap Wiranto di Banten).
"Kalau jaringan yang sekarang jelas itu masuk dalam bagiannya Abu Rara, mereka sering dan selalu berhubungan. Biarkan kami menyelidiki dulu lagi, tapi yang paling penting dan yang paling pokok sekali lagi masyarakat Bali harus merasakan keamanan," kata Kapolda Bali, saat di wawancarai di Lapangan Tembak, Denpasar, Sabtu.
Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menjelaskan terkait hasil pemantauan dan pemeriksaan yang sedang dilakukan bahwa terduga pelaku teroris ini telah diawasi, sehingga pada waktu selnya bergerak, maka pihaknya juga tidak mau ambil risiko, tetapi selama tidak melakukan kegiatan radikal boleh saja, tetapi tidak boleh mengakibatkan kegiatan teror.
"Sekali lagi hampir setiap agama ada radikalnya, tapi pada waktu memasuki rambu-rambu yang menjaga adalah kami ini bekerja sama tentunya dengan stakeholders yang lain, termasuk Tentara Nasional Indonesia," tambah Petrus Reinhard Golose.
Baca juga: Densus 88 dan CTOC dalami penangkapan teroris di Bali
Tepat pada Kamis (10/10) pukul 02.35 WITA dini hari telah dilakukan re-planning and execution terhadap terduga pelaku teroris di wilayah Bali.
"Kenapa harus kita lakukan karena jaringannya sudah mulai melakukan hal yang tentunya tidak bisa kita tolerir, kepada pejabat-pejabat, sekarang kita melakukan tindakan itu tentunya yang disebut dengan pre-emtif strike, kita melakukan kegiatan preventif, preemtif untuk mencegah kelompok-kelompok ini untuk melakukan tindakan," ucapnya.
Selain itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja, dua terduga teroris berinisial AT dan ZAI ditangkap di Jembrana, Bali pada Kamis (10/10).
"Kedua terduga AT dan ZAI adalah orang tua dan anak, saat ini masih menjalani pemeriksaan itu diduga berbaiat kepada pimpinan kelompok radikal ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi," kata Hengky Widjaja.