Badung (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali melaksanakan roadshow sosialisasi Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) bagi pelaku usaha di Bali.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat, tantangan dan peluang usaha dari hasil-hasil perundingan IC-CEPA yang telah diimplementasi sejak bulan Agustus 2019 kepada para pelaku usaha," ujar Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini, di Jimbaran, Badung, Bali, Jumat.
Ia mengatakan, IC-CEPA merupakan kerangka perjanjian bilateral dalam upaya membuka akses pasar non-tradisional di kawasan Amerika Latin yang merupakan daerah tujuan ekspor yang sangat potensial bagi Indonesia.
Baca juga: Dubes Tiongkok: hubungan bilateral alami kemajuan signifikan
"Chile merupakan salah satu pintu masuk pangsa pasar negara latin. Dimana perekonomian masyarakatnya cukup maju dan pendapatan perkapita tinggi. Selain itu mereka letaknya strategis secara geografis dan mempunyai beberapa pelabuhan internasional, sehingga ini akan menjadi semacam hub bagi produk Indonesia ke negara latin lainnya," jelasnya.
Menurutnya, Chile juga dinilai memiliki ekonomi yang terbuka dan banyak memiliki perundingan dagang. Sehingga dengan bekerjasama dengan Chile dapat membuat produk Indonesia semakin dikenal di negara latin.
Chile juga dinilai sebagai salah satu negara free trader, sehingga hal itu dinilai merupakan peluang bagi Indonesia untuk bisa bekerjasama dengan negara latin lainnya.
"Dengan perundingan ini maka barang kita yang masuk ke Chile maka akan menjadi lebih murah. Perjanjian ini memberikan preferensi, dalam artian Chile memberikan keistimewaan bagi barang Indonesia, begitu pula sebaliknya," terangnya.
Ia menambahkan, perjanjian tersebut membuat 7.669 produk Indonesia yang masuk ke Chile dihapuskan tarifnya. Beberapa produk mendapatkan penghapusan tarif hingga 0 persen.
Baca juga: Presiden Jokowi bertemu PM Lee di Bali tindak lanjuti kerja sama
"Ada juga yang dihapus bertahap ada yang beberapa yang sulit dihapus namun tetap diberikan diskon," ujar Made Ayu Marthini
Produk-produk tersebut diantaranya merupakan produk pertanian, perikanan, manufaktur, produk kertas, komponen elektronik, buah-buahan dan tekstil.
Sementara untuk Bali, menurutnya ada sejumlah produk yang dapat memanfaatkan kesepakatan perdagangan tersebut seperti itu berupa sayuran, produk perikanan berupa cakalang, lobster, kepiting, ubur-ubur, produk perhiasan dan kerajinan tangan.
"Jadi jalan sudah dibuat, tinggal pelaku usaha ini mengimplementasi perjanjian ini. Jika tidak dilakukan, maka tidak ada artinya. Kami terus mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan perjanjian ini dengan sebaik-baiknya," harapnya.
Sementara itu, Duta Besar Chile untuk Indonesia, Gustavo Ayares, mengatakan bagi Chile Indonesia adalah penggerak ekonomi di Asia Tenggara dan kerjasama perdagangan tersebut dinilai sebagai suatu langkah yang sangat strategis.
"Kami sudah menandatangani perjanjian kerjasama dengan beberapa negara di Asia. Dan kerjasama perdagangan dengan Indonesia ini melengkapi itu. Kerjasama ini sangat penting bagi kedua negara dan banyak potensi yang bisa digali dari kerjasama ini," jelasnya.
Baca juga: RI bantu tujuh juta dolar AS untuk Palestina