Hal tersebut dibahas oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Palestina Riad al Malki dalam konsultasi bilateral di Jakarta, Selasa, yang pertama kali dilakukan sejak kedua negara membuka hubungan diplomatik hampir 30 tahun lalu.
"Bantuan ini adalah kontribusi konkret bagi masyarakat Palestina," kata Retno dalam pernyataan pers bersama dengan Menlu Riad.
Sebagian besar dari total bantuan tersebut digunakan untuk meningkatkan kontribusi signifikan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dari 200 ribu dolar AS menjadi 2 juta dolar AS selama 2019-2020.
Sementara bantuan masyarakat Indonesia ke Palestina mencapai 2,92 juta dolar AS dan 2.000 ton beras.
Bantuan senilai 1,3 juta dolar AS juga diberikan oleh filantropis Indonesia Tahir Foundation bagi UNRWA.
Badan Zakat Nasional (Baznas) juga akan memberikan bantuan dana kepada UNRWA dan Jordan Hashemite Charity Organization untuk pengungsi Palestina, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat ini tengah dalam tahap membahas rencana pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron.
Total bantuan tersebut juga akan mencakup bidang peningkatan kapasitas.
Pemerintah Indonesia akan memberikan kontribusi untuk kerja sama pembangunan kapasitas sebesar 2 juta dolar AS untuk masa tiga tahun ke depan, termasuk dalam kerangka Konferensi Kerja Sama antara Negara-Negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD).
“Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan warga Palestina dan bagi kemandirian Palestina yang merdeka”, ujar Retno.
Pada 2019, Indonesia akan melatih 90 aparat dan warga Palestina di bidang pemberdayaan perempuan, pemerintahan yang baik, budidaya buah-buahan tropis, bidang pengawasan obat dan makanan serta pelatihan penerbangan dengan sertifikat Commercial Pilot License (CPL) di sekolah penerbang Indonesia.
Forum Rektor dan Universitas Padjajaran juga akan memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa Palestina sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk mempersiapkan pendidikan bagi generasi muda Palestina.
Sejak 2008, Indonesia telah melatih 1.887 aparat dan warga Palestina yang mencakup 171 bidang keahlian, termasuk bidang pemerintahan, penegakan hukum, pengawasan obat dan makanan, dan berbagai bidang teknis lainnya.
Apresiasi tinggi
Menlu Palestina Riad al Malki sangat menghargai bantuan dan dukungan Indonesia yang diberikan bagi negaranya.
Dukungan tersebut bukan hanya ditunjukkan secara politis, tetapi juga direfleksikan dalam berbagai program pembangunan, termasuk pendirian rumah sakit di Gaza dan Hebron.
"Semua ini mengindikasikan bahwa Indonesia betul-betul bersatu untuk Palestina," kata Riad.
Pada 2019, Indonesia akan memulai perannya sebagai anggota tidak tetap DK PBB, bersamaan dengan Palestina yang akan mengetuai koalisi negara-negara berkembang G77 bersama dengan China.
Riad berharap kedua negara dapat bekerjasama lebih erat di PBB, demi kepentingan bersama.
Konsultasi Bilateral pertama RI–Palestina menjadi wadah guna menerjemahkan hubungan baik kedua negara menjadi kerja sama konkret dan bantuan nyata.
Kedua menlu juga telah menandatangani nota kesepahaman mengenai Pembentukan Komisi Bersama yang akan menjadi forum pembahasan untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang teknis.
Dalam pertemuan tersebut, kedua menlu sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan khususnya antar komunitas pelaku usaha melalui pembentukan Indonesia-Palestina Business Council.
Menlu Palestina menyampaikan penghargaan atas kebijakan bebas tarif Indonesia bagi produk Palestina sejak 2018 mengingat sektor perdagangan adalah salah satu faktor terpenting untuk kemandirian Palestina yang merdeka.
Konsultasi Bilateral Pertama Indonesia-Palestina merupakan salah satu agenda utama dalam rangkaian Solidarity Week for Palestine pada 13-17 Oktober 2018.
Selama rangkaian kegiatan tersebut, Menlu RI bersama Menlu Palestina telah meresmikan Palestine Walk di Bandung pada 13 Oktober dan Walk for Peace and Humanity pada 14 Oktober.
Menlu Palestina juga telah melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI pada 15 Oktober, berkunjung ke program pelatihan pengawasan obat dan makanan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan memberikan kuliah umum di Bandung dan Jakarta. (WDY)