Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Indonesia akan membiarkan pasangan-pasangan ganda putra bersaing memanen poin sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan wakil yang akan dikirim membela Merah Putih dalam Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
Saat ini ada tiga pasangan ganda putra Indonesia yang berpeluang tampil di Tokyo, yaitu Markus Feraldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Sektor ganda putra diakui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susy Susanti bakal menjadi nomor andalan untuk menjaga tradisi emas bulutangkis di olimpiade.
"Kami ingin menjaga tradisi emas, terutama di sektor ganda putra yang memang menjadi andalan," kata Susy di sela-sela penyerahan bonus dari PB Jaya Raya kepada Hendra Setiawan dari atas prestasi Kejuaraan Dunia 2019 di Tangerang Selatan, Selasa.
Baca juga: Marcus: saya sudah berusaha maksimal
"Keberadaan tiga pasangan ganda putra andalan ini bikin kita cukup aman, cukup membantu memperbesar peluang kita juga," ujarnya menambahkan.
Marcus/Kevin saat ini becokol di peringkat pertama dunia, diikuti Fajar/Rian peringkat ketujuh dan Hendra/Ahsan peringkat kesembilan.
Hanya dua pasangan yang diperbolehkan mewakili Indonesia berlaga di Olimpiade 2020.
"Buat PBSI siapapun yang lolos dan berangkat nanti sudah pasti yang terbaik. Jadi kami biarkan dulu bersaing satu sama lain, mencari poin sebanyak-banyaknya. Nanti akhir April 2020 mungkin baru kelihatan," katanya.
"Secara ranking juga masih bersaing. Yang jelas sebelum memutuskan PBSI akan ada rapat final dengan pertimbangan siapa yang lebih berpeluang dan sebagainya. Masih lama," pungkas Susy.
Hendra sendiri mengaku masih ingin membidik penampilan di Olimpiade 2020, kendati ia sudah pernah meraih emas ganda putra berpasangan dengan Markis Kido dalam Olimpiade 2008 di Beijing, China.
Baca juga: Pelatih cukup puas dengan hasil ganda putra
Rudy Hartono dan Ade Chandra/Christian Hadinata jadi penyumbang dua emas olimpiade saat bulutangkis jadi cabang ekshibisi pada Olimpiade 1972 di Muenchen, Jerman.
20 tahun kemudian, yakni pada Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, bulu tangkis resmi dipertandingkan di Olimpiade sekaligus menandai tradisi emas bulutangkis yang hampir selalu terjaga tiap empat tahunan, kecuali pada 2012 di London.
Terakhir pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, emas dipersembahkan oleh pasangan Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad lewat nomor ganda campuran.