Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir memperkenalkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi Indonesia, kepada puluhan pemuda dari berbagai negara yang terpilih menjadi peserta program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).
Program tersebut diikuti 72 peserta dari 40 negara yang akan mempelajari seni, budaya, serta kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Pembukaan program BSBI dilaksanakan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat, yang merupakan gedung bersejarah tempat Presiden RI pertama Soekarno menjelaskan konsep Pancasila pada 1 Juni 1945.
Pancasila mengacu pada lima prinsip dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang mencakup kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, demokrasi, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Dengan signifikasi dari Pancasila, saya mengajak Anda semua untuk menciptakan pertemanan, untuk memperluas jaringan, dan menjaga harmoni,” kata Wamenlu Fachir kepada para peserta program BSBI.
Menurut Wamenlu, penting bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam upaya merawat perdamaian dengan saling menghormati dan menjembatani perbedaan yang ada.
Karena itu, Kemlu menyelenggarakan program BSBI yang bertujuan meningkatkan hubungan antarnegara melalui people to people contact, khususnya kalangan pemuda, sembari mempromosikan dan melestarikan warisan seni dan budaya Indonesia
“Anak muda adalah orang-orang yang sangat bersemangat, ingin sekali belajar banyak pengetahuan dan pengalaman baru, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, dan bersedia menerima tantangan baru,” kata Fachir.
Diselenggarakan setiap tahun sejak 2003 hingga 2018, tercatat 848 alumni dari 74 negara mengikuti program BSBI.
Tahun ini, program BSBI memfasilitasi 72 peserta yang diseleksi dari 234 pendaftar dari 42 negara, termasuk diantaranya tiga negara yang baru pertama kali berpartisipasi dalam program ini yakni Gambia, Portugal, dan Kolombia.
Lewat program ini, puluhan peserta yang mewakili kawasan Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika akan disebar ke enam daerah di Indonesia yaitu Denpasar, Yogyakarta, Banyuwangi, Padang, Makassar, serta Kutai Kartanegara.
Di setiap daerah tersebut, para peserta akan mempelajari tari dan musik tradisional, kerajinan tangan, Bahasa Indonesia, serta kearifan lokal yang akan memberikan mereka pemahaman lebih dalam mengenai Indonesia.
Selama tiga bulan, peserta akan belajar di sanggar-sanggar seni dan universitas yang bekerjasama dengan Kemlu.
“Melalui program ini, kami mempersembahkan kepada anda semua laboratorium budaya dunia, yakni Indonesia, tempat di mana anda akan menemukan harapan, solidaritas, dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya,” tutur Fachir.
Program BSBI disambut antusias oleh para peserta, tidak terkecuali Christian (27) dari Romania.
Pemuda yang sudah lama tertarik dengan musik gamelan dan tari tradisional Jawa itu sangat senang bisa terpilih untuk mempelajari budaya di Makassar, tempat dia akan belajar selama tiga bulan ke depan.
“Saya akan ke Makassar untuk belajar budaya lokal, nanti kalau sudah pulang saya akan memperkenalkan apa yang saya pelajari di sini kepada masyarakat Romania,” kata Christian.
Bagi Christian yang pernah mengunjungi Surabaya dan Banyumas, Indonesia sudah seperti rumah karena ia merasakan sendiri keramahan warganya.