Jakarta (Antara Bali) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, produk batik buatan dalam negeri lebih unggul dibanding batik impor asal China dan Malaysia yang menyerbu Tanah Air sejak beberapa tahun terakhir.
"Produk kita itu lebih unggul karena merupakan batik tulis, sedangkan yang impor lebih banyak jenis 'printing'. Jadi tidak perlu takut oleh serbuan produk impor tersebut," kata Menbudpar di Jakarta, Kamis.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwasata akan terus melakukan promosi batik ke dunia internasional, sehingga kelak Indonesia akan dikenal sebagai rumah batik, ujarnya.
Menurut Wacik, hanya dengan promosi yang gencar maka batik lokal akan lebih dikenal dibanding produk impor.
"Kita masih ingat betapa susahnya mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya pada 2 Oktober 2009. Karena pada saat itu ada juga negara lain yang ingin mengakui batik sebagai tempat asalnya. Oleh karena itu, sekarang setelah diakui, kita harus terus menjaga dan melestarikannya," kata Jero Wacik.
Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat baik tua maupun muda untuk selalu mengenakan dan mencintai batik dalam negeri. "Jika sudah mencintai batik maka akan semakin banyak perajin batik, tentunya tujuan pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat akan terwujud," ucapnya menjelaskan.
Menteri Perindustrian MS Hidayat sebelumnya mengakui masuknya batik impor membuat daya saing industri nasional terganggu. Untuk itu, pemerintah mendaftarkan logo Batik-mark yang merupakan pembeda batik buatan Indonesia dengan negara lain.
Nilai produksi industri batik Indonesia pada 2010 menembus angka Rp732,67 miliar atau naik 13 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp648,94 miliar.(*)