Gianyar (Antara Bali) - Hari Perdamaian Dunia 2011 yang ditandai dengan datangnya Gong Perdamian berusia 463 tahun ke Indonesia, diperingati dengan pesta musik rakyat di Kabupaten Gianyar, Rabu malam.
Gong Perdamaian yang sudah tua itu tiba pukul 18.45 WIB masih diselimuti kain merah putih dengan diusung dan dikirab oleh puluhan orang berpakaian tradisional Bali menuju panggung.
Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Gatot Brajamusti duduk di atas kuda memimpin kedatangan gong tersebut.
Sebelumnya, Gatot Brajamusti yang merupakan Ketua Panitia Pelaksana Gong Perdamaian mengatakan, pesta musik rakyat ini digelar untuk mengingatkan masyarakat dunia tentang pentingnya perdamaian, ketiadaan permusuhan, perang, dan kekerasan.
"Gong perdamaian ini sudah berkeliling dunia sampai 46 negara, jadi beruntunglah gong ini akhirnya datang kembali ke Indonesia, jadi harus kita sambut. Gong ini lambang perdamaian, yang dipukul kemudian gaungnya diharapkan menyebar ke seluruh dunia," katanya.
Pesta ini digelar dengan sejumlah penampilan antara lain oleh Paramitha Rusady, Ully Sigar Rusady, Elsa Sigar and friends, Leo Kristi, Ari Julian hingga deklarasi perdamaian antarumat beragama dan ditutup renungan suci ditandai pemukulan Gong Perdamaian Dunia pada tengah malam.
Pengurus Yayasan Garuda Nusantara Paramitha Rusady, mengatakan, bangga akhirnya pesta perdamaian ini bisa terlaksana, meski secara sederhana dan dengan persiapan yang terburu-buru.
"Saya merasa kecil hati ketika mendengar ini harus diundur. Tapi saya tidak mau mundur, karena seluruh dunia merayakan hari perdamaian dunia pada hari ini, tanggal 21 September. Alhamdulillah dengan dukungan masyarakat Gianyar, Pak Bupati dan rekan-rekan Parfi, ini bisa terlaksana," kata Paramitha yang didampingi suaminya Nenad Bago. Disebutkan, Majelis Umum PBB melalui Resolusi Nomor 55/282 tahun 1991 telah memutuskan dengan suara bulat bahwa 21 September adalah Hari Tanpa Kekerasan dan Gencatan Senjata serta Perdamaian Dunia.
Sedangkan Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, Gianyar dipilih sebagai tempat digelarnya gong perdamaian karena kabupaten ini memiliki sejarah perdamaian sangat panjang.(*)