Gianyar, Bali (ANTARA) -
“Kami memilih Bali sebagai tempat diselenggarakannya program pelatihan The 2019 YSEALI [the Young Southeast Asian Leaders Initiative) karena di Pulau Dewata ini banyak inisiatif dan berbagai aksi peduli lingkungan hidup, baik di daerah Ubud, Kuta dan daerah lainnya oleh para pengusaha dan aktivis LSM,” kata Heather Variava, di Kuta Rabu, malam.
Wakil Dubes Amerika yang sudah fasih berbahasa Indonesia itu mengatakan hal itu setelah menutup program pelatihan The 2019 YSEALI yang diikuti 55 pemuda Asean plus Timor Leste, dan 14 orang diantaranya merupakan pemuda Indonesia.
Program pelatihan itu dilaksanakan di Bali sekaligus memperingati hubungan diplomatik antara Amerika – Indonesia ke-70 tahun.
“Amerika menyelenggarakan program pelatihan ini setiap tahun, namun selalu berpindah-pindah dari satu negara ke negara lannya di Asean. Tahun ini diselenggarakan di Bali,” tambah Wakil Dubes Amerika itu.
Ke-55 pemuda atau pemimpin muda se Asean itu merupakan para pengusaha muda yang berbisnis dalam berbagai jenis usaha, namun peduli dengan lingkungan hidup dalam menjalankan bisnisnya, dan sebagian merupakan aktivis LSM yang sudah melakukan berbagai aksi menjaga lingkungan hidup.
Masalah lingkungan hidup, terutama masalah pemanasan global menjadi isu penting dunia. Kemajuan dan pembangunan ekonomi yang cepat dan pesat telah banyak mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu, pembinaan dan penanaman pentingnya menjaga lingkungan hidup kepada para pengusaha muda dan aktivis LSM peduli lingkungan perlu terus digalakkan sekarang.
“Solusi bersama itu, dan komitmen bersama itulah yang membuat Amerika Serikat merasa begitu optimis tentang masa depan kita bersama. Kami sangat percaya bahwa pemuda di Asia Tenggara memimpin jalan menuju masa depan yang lebih cerah untuk diri mereka sendiri, untuk komunitas mereka, untuk negara mereka. ” ujar Wakil Dubes Amerika.
"Karena pentingnya ASEAN untuk kawasan Indo-Pasifik dan Amerika Serikat, kami telah secara signifikan meningkatkan keterlibatan dengan ASEAN dan sekitar dalam beberapa tahun terakhir, dipandu oleh prinsip-prinsip saling menguntungkan bagi semua negara," tambahnya.
Hingga saat ini, 2.458 pemimpin muda telah berpartisipasi dalam acara-acara YSEALI di sekitar kawasan ASEAN, termasuk pelatihan. Selain itu, 1.727 pemuda pernah ke Amerika Serikat melalui program pertukaran akademik dan profesional YSEALI.
Seorang pengusaha muda Indonesia Anggit Anggoro, yang akrab dipanggil Dimas, mengatakan dalam testimoninya di acara penutupan,”Ikut pogram pelatihan ini bagi saya merupakan suatu langkah besar untuk masa depan, ditambah memperkuat wawasan dan pengetahuan serta jaringan sosial," katanya. (ed)