Cirebon (ANTARA) - Pimpinan Pondok Pesantren Buntet Cirebon KH Adib Rofiuddin beralasan penolakan kedatangan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, ke ponpes yang dipimpinnya semata demi kemaslahatan bersama.
"Penolakan (kedatangan Sandiaga Uno) demi kemaslahatan bersama," kata KH Adib di Cirebon, Jumat.
Ia menuturkan, di Pondok Pesantren Buntet terdiri dari 54 asrama yang dikelola oleh masing-masing kiai. Seluruh kiai yang berada di pondok pesantren ini sudah dikumpulkan dan sepakat mendukung Jokowi-Ma`ruf Amin di Pilpres 2019.
Jika nanti dipaksakan untuk menerima kedatangan Sandiaga Uno dikhawatirkan ada gerakan penolakan dari warga ataupun para santri, yang membuat situasinya tidak baik, katanya.
"Oleh karena itu, daripada terjadi hal yang tidak baik, saya minta Pak Sandi untuk legowo bisa membatalkan kunjungannya," ujarnya.
Baca juga: Pesantren Buntet Cirebon tolak kedatangan Sandiaga Uno
KH Adib menambahkan, para kiai di Pondok Pesantren Buntet memilih Jokowi dan Kiai Ma`ruf bukan tanpa alasan dan bukan hanya karena Kiai Ma`ruf merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama.
Namun, lanjut KH Adib, keluarga besar Pesantren Buntet masih ada hubungan kekeluargaan dengan Kiai Ma`ruf, sehingga meyakinkan bahwa lebih condong dan memilih ke capres-cawapres nomor urut 01.
Ia juga mendengar pernah ada penolakan dari salah satu pesantren di Garut saat Kiai Maruf akan berkunjung ke sana. Namun hal tersebut tidak dipermasalahkan secara berlarut-larut, karena merupakan hak dari tuan rumah.
Sebelumnya sempat beredar surat penolakan terhadap rencana kedatangan Sandiaga Uno di Pondok Pesantren Buntet dan viral di media sosial. Surat yang berkop Yayasan Lembaga Pendidika Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren itu ditandangani langsung oleh KH Adib Rofiuddin, selaku pimpinan.
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri silaturahim ke Ponpes Buntet Cirebon
(AL)