Denpasar (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar yang memiliki Akreditasi A Unggul menerapkan "teaching factory" melalui kemitraan dengan 78 industri untuk praktek kerja atau mitra untuk bursa kerja khusus (BKK).
"Pengembangan SMK saat ini mulai bergerak dari orientasi pasar tenaga kerja lokal kepada pasar tenaga kerja ASEAN menyambut masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), serta membekali para lulusan dengan karakter kewirausahaan (entrepreneurship)," kata Kepala Sekolah SMK Penerbangan Cakra Nusantara, Indra Gita Saragih S.Pd, di Denpasar, Jumat (18/1).
Didampingi Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan PKL Agus Mahendra SPd, ia menjelaskan penerapan "teaching factory" di SMK merupakan wujud dari salah satu upaya Direktorat Pembinaan SMK untuk lebih mempererat kerja sama atau sinergi antara SMK dengan industri.
Apalagi, katanya, SMK Penerbangan Cakra Nusantara terdaftar secara resmi di BKK dibawah naungan Direktorat PSMK-Subdit LASJURIN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Dari 13.410 sekolah yang terdaftar, SMK Penerbangan Cakra Nusantara ada pada posisi 4 dari 10 SMK se-Indonesia yang memiliki BKK berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan SMK," katanya.
SMK Penerbangan Cakra Nusantara membangun BKK sehingga pengelolaan tidak hanya dalam proses di BKK, tapi juga "output" dengan alamat bursakerjapenerbangan.com yang sudah mengantongi Izin Pemerintah No: 250/2/5419/DT/DPMPTSP/2017.
Ke-78 industri yang dijadikan mitra kerja atau praktek oleh pihak sekolah, diantaranya Depo Pemeliharaan 10 Lanud Husein Sastranegara Bandung, Angkasa Pura Balik Papan, Angkasa Pura Medan, Angkasa Pura Semarang, Angkasa Pura Makasar (Sultan Hasanudin), Angkasa Pura Solo, Angkasa Pura Jakarta, Angkasa Pura Surabaya, dan Angkasa Pura Palembang.
Selain itu, Angkasa Pura Lombok, Malaysia Training Center, Pilipina Cheynair Pilot School, Bandara Tunggul Ulung, Cilacap, Bandar Udara Blimbing Sari, Banyuwangi, Bandar Jember Noto Handinogoro Jember, Bandar Udara El-Tari Kupang, Bandar Udara Bintuni Papua, Gapura Angkasa, Garuda Indonesia, UBS Travel serta Ritra Cargo.
"Didukung pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013 yaitu 70 persen Praktek dan 30 persen Teori, kami mencetak taruna-taruni memiliki keterampilan yang unggul di bidang penerbangan, kebandaraan dan kedirgantaraan," katanya.
Bahkan, pihaknya juga mengimbangi tuntutan pasar dunia kerja dalam bidang penerbangan melalui program sekolah berbasis kelas Industri Penerbangan, dengan empat program keahlian, yakni Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (Bandara), Pemeliharaan dan Perbaikan Motor dan Rangka Pesawat Udara (Airframe Pwer Plant), Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara (Electrical Avionics), Teknik Telekomunikasi (Penerbangan).
"Dengan keempat program itu, taruna-taruni SMK Penerbangan Cakra Nusantara akan semakin mampu mengikuti perkembangan dunia Industri Penerbangan. Informasi lengkap tentang keempat program itu dapat diketahui melalui laman/website www.smkpenerbangan.sch.id atau hotline 0361 4742600," katanya. (*)
SMK Penerbangan Cakra Nusantara terapkan "Teaching Factory"
Jumat, 18 Januari 2019 6:47 WIB