"Tapi setelah 58 bendungan selesai akan melompat jadi 20 persen. Masih kecil sekali, oleh sebab itu yang namanya bendungan dan waduk masih diperlukan untuk memberikan air dan irigasi ke sawah-sawah yang dimiliki petani kita," kata Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, dalam acara Visi Presiden yang disiarkan televisi swasta nasional pada Minggu malam.
Menurut dia, sebanyak delapan bendungan yang sudah selesai dibangun antara lain Bendungan Raknamo dan Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur, serta Bendungan Tanju dan Bendungan Mila di Nusa Tenggara Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendata luas lahan sawah pada 2018 tercatat seluas 7,1 juta hektare. Jumlah itu menurun dari 2017 yang terdata seluas 7,75 juta hektare.
Selain itu, dalam membangun Indonesia dari wilayah pelosok, pemerintah juga telah menggelontorkan dana desa sejak 2015 guna membangun infrastruktur penunjang desa seperti jalan desa, pasar desa, irigasi, serta embung air.
Pada 2015 pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp20,7 triliun, kemudian pada 2016 pemerintah pusat meningkatkannya menjadi Rp47 Triliun ke desa2. Sementara pada 2017 dan 2018, pemerintah memberikan dana desa dengan jumlah yang sama yakni Rp60 triliun.
Beberapa infrastruktur yang terbangun dari dana desa itu antara lain jalan desa sepanjang 158 ribu kilometer, 6.900 pasar desa, jembatan desa sepanjang 1,02 juta meter, 39 ribu irigasi, serta 3 ribu embung.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga menjelaskan pemerintah membangun jalan di kawasan perbatasan Indonesia dengan negara-negara tetangga.
"Karena ini adalah wajah Indonesia," jelas Jokowi.
Jalan sepanjang 3.194 kilometer dibangun di perbatasan yakni di Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini, daerah Kalimantan dengan Malaysia, maupun Nusa Tenggara Timur dengan Timor Leste.
Baca juga: Presiden tinjau irigasi hasil dana desa di Banyumas
(AL)