Pandeglang, Banten (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melengkapi alat pendukung sistem peringatan dini tsunami.
"Ke depan saya perintahkan BMKG untuk membeli alat-alat deteksi Early Warning System yang bisa memberikan peringatan-peringatan dini kepada kita semua, kepada masyarakat," kata Presiden dalam jumpa pers saat meninjau fasilitas pariwisata di Hotel Mutiara Carita, Pandeglang, Senin.
Presiden juga meminta tim evakuasi dan bantuan untuk segera mengecek daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak tsunami.
"Hari ini akan disisir kembali, tapi lewat laut, mengenai kemungkinan-kemungkinan tempat yang belum terpantau oleh kita," kata Kepala Negara.
Kepada warga yang sedang berwisata, Presiden berpesan agar mereka waspada dan berhati-hati.
Dalam kunjungannya memantau dampak tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang, Presiden juga mengunjungi sejumlah posko bantuan di Kecamatan Labuan, menemui pengungsi dan berdialog dengan korban luka-luka.
Kepala Negara mengakhiri kunjungannya di daerah itu sekitar pukul 12.00 WIB.
Tsunami pada Sabtu (22/12) malam telah mengakibatkan sedikitnya 281 meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka dan 57 orang hilang; serta menyebabkan kerusakan 611 rumah, 69 hotel-vila, 60 warung-toko, dan 420 perahu-kapal di Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin pagi.
BNPB memperkirakan jumlah korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat pendataan masih terus dilakukan oleh petugas.
Baca juga: Korban jiwa akibat tsunami Selat Sunda capai 281
Baca juga: Presiden jenguk korban tsunami di Kecamatan Labuan
(AL)