London (Antaranews) - Sebanyak 250 koleksi karya seni Bali ternama bertajuk "Bali-Welcome to Paradise" menampilkan dua wajah Bali dalam bayangan wisatawan, suatu pulau indah dengan pantai berpasir putih, atau teras padi yang membentang hijau sepanjang mata memandang, dan pura kuno memukau dengan berbagai upacaranya dipamerkan di Museum Volkenkunde, Leiden Belanda selama enam bulan hingga bulan Maret tahun depan.
Minister Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Denhaag, Renata Siagian kepada Antara London, Sabtu menyebutkan pameran lukisan serta patung Bali secara resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, bersama Walikota Leiden Henri Lenferink.
Dalam acara pembukaan Direktur Umum Museum, Stijn Schoonderwoerd, meminta Dubes Puja menggambarkan Bali dalam ingatannya, dulu dan sekarang. Menurut Dubes Puja, salah satu kunci kesuksesan Bali menjadi salah satu destinasi wisata dunia adalah karena keindahan alamnya, kehangatan masyarakatnya dan keharmonisannya. Tidak kurang dari enam juta wisatawan mancanegara mengunjungi Bali setiap tahunnya, termasuk wisatawan Belanda.
"Salah satu nilai yang selalu dijaga dan dijalankan masyarakat Bali adalah Tri Hita Karana. Konsep ini mengajarkan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam lingkungannya," ujar Duta Besar Puja.
Dengan berpegang pada ketiga konsep keharmonisan tersebut, diharapkan berbagai perkembangan industri pariwisata akan dapat dikelola dengan baik untuk menciptakan industri pariwisata yang sehat dan berkelanjutan.
Sekitar 250 undangan yang hadir pada pembukaan diajak menikmati lebih dari 250 koleksi karya seni Bali ternama dipandu penggagas pameran Anna Tiedink dan kurator Francine Brinkgreve.
Para undangan dihibur oleh penampilan musik dari DJ Anak Agung Bagus Gede Krishna Putra Sutedja dengan tarian Bali yang dikemas modern, dibawakan salah satu warga negara Belanda. DJ Khrisna Sutedja merupakan pemuda asal Bali yang meraih gelar Master dengan predikat Cumlaude di Universitas Seni Codarts, di Rotterdam, Belanda.
Mengangkat masalah sampah plastik di perairan Bali, seniman Made Bayak memukau undangan dan pengunjung dengan memperagakan pembuatan lukisan secara langsung. Komunitas Bali di Belanda mengambil bagian dengan menyajikan musik Bali sambil mengelilingi ruangan pameran dan menyapa ramah tamu.
Antusiasme pengunjung terlihat begitu besar, seperti dikemukakan Maarten van Bunningen salah satu pengunjung yang datang dari Den Haag. "Saya sangat menyukai hasil karya para seniman Bali dan menjadi lebih kagum ketika hasil karya tersebut bisa dipamerkan di negara saya," ujar Maarten.
Sementara itu antusiasme juga ditunjukkan beberapa orang yang menyatakan akan kembali datang menikmati pameran dalam waktu yang lebih santai dengan mengajak beberapa temannya. Pameran berlangsung sampai dengan bulan Maret tahun depan. (ed)