Denpasar (ANTARA) - Setelah mengabdi 39 tahun, I Ketut Sutika, wartawan senior Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Bali mengakhiri pengabdiannya, terhitung sejak 30 September 2018.
"Sejak muda saya berkarir dalam dunia jurnalistik di LKBN Antara. Dari mulai bekerja di kantor berita ini, saya sudah mengalami dan merasakan pergantian serta kepemimpinan 12 kepala biro tanpa ada masalah dengan semuanya," kata I Ketut Sutika, saat acara pelepasan purna tugas di Kantor LBKN Antara Biro Bali, Denpasar, Sabtu (6/10/2018).
Ia mengatakan, dirinya bersentuhan dengan LKBN Antara sejak tahun 1979, sebelum Biro Bali memiliki fasilitas kantor seperti saat ini. Pada tahun-tahun itu, LKBN Antara Biro Bali meminjam satu ruangan tidak seberapa besar di Departemen Penerangan di Bali, kemudian meminjam kantor lagi kepada kantor gubernur sebelum pindah di kantor yang ada saat ini.
"Terima kasih, teman-teman semua atas kebersamaan selama ini. Sekali lagi, mohon maaf atas kesalahan yang pernah saya perbuat," kata laki-laki yang banyak menjadi panutan serta membimbing wartawan-wartawan yang baru masuk ke LKBN Antara Biro Bali ini tanpa banyak memberikan kata sambutan, sesuai dengan kesehariannya yang cenderung pendiam, namun memiliki etos kerja yang disiplin.
Piket terakhir menjelang pensiun dilakukan Sutika pada Sabtu (29/9/2018) malam dengan editing terakhir adalah berita berjudul "PEMKAB GORONTALO BAWA OBAT-OBATAN UNTUK KORBAN BENCANA" yang ditulis oleh KR-ADW pada pukul 21.41 Wita.
Kenangan terhadap Sutika paling dirasakan Komang Suparta, salah seorang wartawan LKBN Antara yang sedari awal mengaku dibentuk dan dimotivasi oleh sosok ini.
"Pak Sutika yang mendorong saya untuk belajar menjadi wartawan. Katanya dunia tulis menulis tidak kenal usia, sehingga bisa menjadi kerja sampai hari tua," kata wartawan yang masuk ke LKBN Antara Biro Bali sejak tahun 1999 sebagai tenaga pemasaran sebelum menekuni sisi jurnalistik di kantor berita ini.
Sebagai yunior, ia mengakui, ada kalanya merasa emosi saat Sutika yang memiliki watak apa adanya menegur dirinya, apabila ada yang salah. "Dari teguran-teguran dan koreksi yang langsung disampaikan itu saya banyak belajar, kemudian memperbaiki kesalahan. Saat usia saya seperti sekarang ini, saya merasakan apa yang diberikan Pak Sutika dengan gayanya sangat bermanfaat untuk saya," katanya.
Banyak membantu
Sementara itu, Kepala LKBN Antara Biro Bali Edy M.Yakub mengatakan, saat pertamakali dirinya ditunjuk menjadi Kepala Biro LKBN Antara di Bali (Desember 2016), sosok Sutika banyak membantunya dalam berbagai hal, sehingga dirinya merasa sangat terbantu dalam pengenalan lingkungan kerja serta karyawan.
"Hampir semua urusan beliau bantu, sehingga pekerjaan saya menjadi lancar, termasuk fasilitas, seperti rumah jabatan. Khusus untuk sumberdaya manusia, saya juga banyak mendapatkan masukan dari beliau," katanya.
Oleh karena itu, kendati sudah tidak berstatus karyawan LKBN Antara, ia meminta Sutika untuk tetap menjadi bagian dari keluarga besar Antara Biro Bali, termasuk tetap memberi masukan, menjalin silaturahmi, dan menulis artikel. Atau, bisa juga berbagi pengalaman ketika berada di dalam maupun di luar Antara.
"Saya sudah berkoordinasi dengan LKBN Antara Pusat, Pak Sutika bisa mengirimkan artikel-artikel yang bisa dimuat di pusat maupun portal biro. Jangan sungkan-sungkan juga mampir ke kantor ini, termasuk memberikan masukan-masukan. Saya tetap ingin menerima masukan Pak Sutika," kata Edy yang sambutannya sempat terhenti sejenak, karena menahan haru.
Dalam acara yang diakhiri dengan potong tumpeng dan foto bersama itu, Edy melaporkan tiga hal yang dilakukan sejak datang ke Bali pada Desember 2016 hingga Pak Sutika memasuki pensiun yakni rehabilitasi koran menjadi koran digital, rekonstruksi portal menjadi portal konvergensi dengan rubrik khas terkait pariwisata-budaya-peristiwa internasional, dan reorientasi sumberdaya manusia (SDM).
"Reorientasi SDM sudah saya lakukan dengan merumuskan sistem melalui SOP atau regulasi untuk redaksi-nonredaksi, pelatihan multitasking (konvergensi), dan hal yang tak kalah pentingnya adalah pemasyarakatan kantor berita dalam tiga bentuk kerja sama/edukasi yakni mempererat kerja sama pemberitaan (berita) dengan media massa, kerja sama pemberitaan dengan negara/pemerintah, dan edukasi Antara kepada publik melalui kegiatan non-media (pameran foto, pendidikan jurnalistik, dan sebagainya), sehingga masyarakat tidak hanya mengenal Antara dari berita saja, tapi berita, foto, dan pendidikan jurnalistik," tuturnya.
Baca juga: Video Tentang ANTARA Biro Bali
Baca juga: ANTARA Biro Bali kenalkan jurnalistik kepada 72 siswa SMA (video)
Berakhirnya pengabdian I Ketut Sutika juga terasa istimewa dengan kehadiran Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab yang memberikan testimoni, bahwa Sutika adalah sosok yang tekun serta memiliki loyalitas tinggi terhadap kantor berita Indonesia yang kini berstatus perum itu.
Menurutnya, sangat jarang ada orang yang puluhan tahun bekerja di tempat yang sama, yang tentu melewati banyak kendala selama pengabdiannya. "Ketekunan, semangat, dan loyalitas ini merupakan teladan Pak Sutika yang harus dicontoh oleh generasi selanjutnya. Beliau sangat memperhatikan detail terkecil dari sebuah peristiwa, meskipun ada juga kritik untuk tulisan-tulisannya, namun beliau tidak patah semangat," katanya.
Banyak dibantu
Dalam kesempatan itu, Umar mengaku sangat dibantu Antara hingga Ombudsman sekarang banyak dikenal masyarakat "Saya sendiri merasakan jasa Antara, karena saya mengawali saat Ombudsman masih banyak pro-kontra dan kami banyak dibantu Antara untuk mengenalkan Ombudsman kepada masyarakat hingga akhirnya masyarakat bisa menerima. Antara juga sangat menjaga akurasi pemberitaannya hingga dipercaya masyarakat," katanya.
Dengan dihadiri segenap karyawan LKBN Antara Biro Bali, I Ketut Sutika, mengakhiri pengabdian 39 tahun dengan membawa kenang-kenangan tidak terlupakan bagi orang-orang yang pernah berinteraksi dengannya. Ia pun menerima kenang-kenangan karikatur dari LKBN Antara Bali yang diserahkan langsung oleh Kabiro LKBN Antara Bali. Tidak hanya itu, Pak Sutika yang juga menerima kado dari teman-temannya.
"Pernah bertemu di Biro DPS, ketika saya mampir sekitar awal 2000-an. Setelah itu, 2009 ketemu di Pasar Baru, hampir setiap hari duduknya tidak jauh-jauh. Selalu menanyakan kabar keluarga. Beberapa hari lalu mengabari aku, kalau awal bulan depan ini masuk purna. Selamat kepada Pak Sutika. Boleh purnatugas, lanjut terus semangat kekeluargaan. Kita DNA Antara," kata Redaktur Antara yang tinggal di Secang, Magelang, Jateng, Hari Atmoko, lewat puisi khusus untuk seniornya di Bali itu.
Baca juga: Tim Itjen Kominfo apresiasi kemitraan ANTARA-Pemprov-Media di Bali
Tidak lama berselang dari Pak Sutika, staf Editor portal LKBN Antara Biro Bali, Bagus Widyantara, juga melakukan perpisahan dalam rapat di kantor biro, 31 Oktober 2018. "Terima kasih teman-teman, tidak terasa saya telah bergabung dengan Antara kurang lebih 4 tahun 6 bulan. Bukan waktu yang singkat, dalam kurun waktu tersebut saya secara pribadi maupun secara profesi telah banyak ditempa di tempat ini," ucapnya.
Bagus Widyantara yang mengundurkan diri untuk menekuni bidang yang sesuai minatnya itu mengaku selama ini ada banyak hal yang akan selalu mengingatkan dirinya pada Antara, yakni persahabatan, kekeluargaan, dan semangat. "Antara telah menjadi bagian dalam hidup saya dan keluarga. Saya ingin tali silaturahmi ini tetap terjalin. Terakhir, tulus saya mengucapkan terima kasih," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala LKBN Antara Biro Bali Edy M Yakub menyampaikan terima kasih atas kesediaan bergabung selama ini hingga dua kali berganti kepala biro. Baginya, Bagus Widyantara merupakan sosok yang sudah menyelami profesi kewartawanan dan mampu beradaptasi dengan ritme kerja wartawan serta memahami arus informasi lewat media daring atau portal.
"Semoga, Pak Bagus sukses di tempat baru yang lebih sesuai dengan minat. Betul, saya berharap silaturahmi tetap jalan, saya tunggu kedatangannya untuk main-main ke kantor dan tetap bisa hadir dalam acara-acara keluarga Antara. Pindah kerja bukan ganti pertemanan, saya tunggu masukan dan kritik kalau menyimak portal Antara Bali," ujarnya.
"Pensiun Sukses"
Tidak hanya Bagus Widyantara yang menyusul Ketut Sutika, namun stringer foto I Gede Wira Suryantala juga mengajukan pengunduran diri pada Kamis (3/1/2019), karena membantu pekerjaan orang tua di Singaraja, Buleleng, Bali. Akhirnya, Biro Bali menemukan calon pengganti yakni Nyoman Hendra.
Selain itu, pembantu koresponden I Made Surya yang biasa memantau perkembangan informasi bidang hukum dan kriminal di Denpasar juga mengajukan pengunduran diri pada Kamis (2/5/2019), karena ada pengganti yang dinyatakan lolos psikotes dari Divisi MSDM LKBN Antara Pusat, yakni Ayu Khania Pranisitha.
"Terima kasih atas kerja sama teman-teman selama ini. Saya mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan selama ini," kata Surya yang bergabung dengan LKBN Antara Biro Bali sejak tahun 2013 itu.
Dalam kaitan itu, Edy M Yakub menyampaikan terima kasih atas kesediaan bergabung selama ini. "Saya berharap teman-teman tetap mau main-main ke kantor agar rasa kekeluargaan yang ada selama ini akan tetap terjalin. Saya minta maaf, karena saya memang tidak memiliki kewenangan dalam hal SDM," katanya.
Edy menambahkan kepemimpinannya diwarnai "keluar-masuk" sejak datang (18/12/2016), meski hal itu bukan kehendaknya, melainkan keputusan dari kantor pusat. Kontributor TV bernama Made Arnawa merupakan orang yang pertama kali keluar pada era kepemimpinannya, 27 Desember 2016. "Saya mendapat kepastian dari Pak Irmanto (Divisi TV ANTARA) bahwa kontrak kerja untuk teman Made Arnawa tidak diperpanjang, karena faktor kinerja," katanya.
Tidak lama berselang atau September-Oktober 2017, pembantu koresponden I Made Bagus Andi Purnomo yang biasa memantau perkembangan informasi bidang pemerintahan dan pendidikan di Kabupaten Buleleng juga mengajukan pengunduran diri, karena menekuni bidang kependidikan yang diminati dan akhirnya dia digantikan jurnalis senior, yakni Made Adnyana.
Selain fenomena "keluar-masuk" di jajaran redaksi, maka hal yang sama juga terjadi untuk jajaran non-redaksi pada kurun 11-12 September 2019 melalui keputusan "pensiun dini" ("GSH") dari kantor pusat, yang didorong perlunya Antara didukung generasi milenial agar Antara mampu bertahan di era disrupsi. Jajaran non-redaksi yang menerima "GSH" tertanggal 30 September 2019 adalah Analia St Marqona, I Made Sudarta, dan Nyoman Tapayasa.
Ketiganya meminta maaf kepada teman-temannya yang masih aktif, karena selama ini tidak ada niat jelek.
"Saat pertama pensiun, saya sempat diam selama satu bulan, sambil merawat tanaman. Akhirnya saya mengerti bahwa pensiun itu jangan diam, berbuatlah apa saja. Dengan berbuat, kita mendapatkan kebahagiaan. Kebahagian itu ada dimana-mana, ada di ANTARA, ada juga di tempat lain," kata pensiunan ANTARA I Ketut Sutika saat berbagi tips 'pensiun sukses' di kantor LKBN ANTARA Biro Bali (30/9/2019).
Regenerasi Redaksi-NonRedaksi
Namun, regenerasi juga tidak perlu menunggu lama, karena staf administrasi/keuangan/teknisi I Nyoman Aditya Trisna Iswara yang sudah lama mengabdi akhirnya diangkat sebagai karyawan/organik per-SK resmi pada 1 Juli 2020.
"Sukses buat mas Adit ya. Tanggal 1 Juli 2020 merupakan hari yang menyenangkan, karena harapan saya untuk menambah satu awak redaksi dan satu awak non-redaksi akhirnya terkabul, meski awak redaksi masih harus BKO di Jakarta terlebih dulu, karena situasi (COVID-19)," kata Edy.
Pada Jumat (19/2/2021), awak redaksi Biro Bali yang lulusan Susdape angkatan XIX yakni Dewa Wiguna, akhirnya ditempatkan di Redaksi Metro LKBN ANTARA Pusat setelah menjalani "BKO" peliputan di Jakarta selama COVID-19 atau setahun lebih. "Saya dirotasi di Desk Metro, saya sedih karena tidak bisa menemani ibu yang sakit-sakitan setelah ayah meninggal dunia saat saya susdape di Jakarta," kata Dewa Wiguna dalam chat/obrolan via WhatsApp.
Regenerasi juga berlangsung di jajaran fotografer yakni penetapan fotografer kontrak untuk Nyoman Hendra terhitung sejak 1 April 2021.
(GBI)
SELAYANG PANDANG "ANTARA BALI"
ERA PERINTIS
0. Herman : 1945
-- “Kantor” ke-1 ANTARA Bali : d/h Restoran Betty Jl Sumatera 56, Banjar Titih, Denpasar
-- Lokasi siar proklamasi (18/8/1945) -- dibaca : Herman/wartawan
-- Sumber: Video Tentang ANTARA Biro Bali
"Berita Proklamasi Kemerdekaan RI sampai ke Provinsi Bali karena dibawa oleh seorang
wartawan ANTARA bernama Herman"
(Buku "Kiprah Kerobokan dan Peranan Markas 'K' Dalam Sejarah Pergerakan Perintis
Kemerdekaan dan Revolusi Fisik 1945" oleh I Gusti Ketut Wibisana Aryadharma)
i. I Wayan Tjatranata - Koresponden Pertama/resmi (1972 – 1979)
-- koresponden resmi ANTARA yang pertama di Bali (tugas utama sebagai wartawan
RRI Denpasar)
-- pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan RI di Bali bernama Herman (koresponden
ANTARA/tidak resmi)
-- "kantor" redaksi di rumahnya di Jl Pulau Bawean 23, Denpasar
-- namanya diabadikan sebagai "award" untuk pihak terbaik berkontribusi yakni Sertifikat
Wayan Tjatranata (sejak 2017)
ii. Ismail Jacob - Utusan Persiapan Cabang Antara (Oktober-Desember 1979)
-- pinjam ruang di kantor Deppen Bali, Jl Melati 23, Denpasar (Okt.-Des. 1979)
-- pinjam Gedung Pos di Jl Kamboja 6, Denpasar (depan Kantor Pos Kreneng):
(Okt.-Des. 1979)
1. Otang Fharyana - Kepala Cabang Pertama (Januari 1980 – 1983)
-- Kepala Cabang Pertama yang ditunjuk Antara Pusat sejak Januari 1980 (berkantor di
Gedung Pos Kreneng, Denpasar)
-- perintis kantor biro-1981 (Jl Mataram 1, Lapangan Lumintang, Kota Denpasar, Bali)
-- Tanah Hak Guna Pakai dari Pemkab Badung seluas tanah 442 meterpersegi itu
satu hamparan dengan PWI Cabang Bali
-- Berita Acara Serah Terima Pemakaian Gedung No. 641/3469/Humas
(tanpa sertifikat/berita acara di LKBN ANTARA Pusat)
(gedung direnovasi dengan dana hibah APBD 2008/Provinsi Bali sebesar Rp260 juta
-- era Kepala Biro Tunggul Susilo/2007 – 2013)
-- rekrut beberapa wartawan, diantaranya IB. Alit Wiratmaja
-- kunjungi Kantor Biro LKBN ANTARA Bali untuk tapak tilas dan dialog/refleksi sebagai
Kepala Cabang Pertama ANTARA Bali (26/9/2022) -- menerima "Sertifikat Tjatranata 2022"
ERA PENGEMBANGAN
2. Syahrul B. Hidayat - Kepala Cabang (1983 – 1986)
-- anak Wiwiek Hidayat (Kepala Cabang LKBN ANTARA Surabaya)
-- melengkapi sarana/prasarana kantor
-- merekrut 2 wartawan (Ketut Atmadja dan Ketut Sutika)
3. IB. Alit Wiratmaja - Kepala Cabang (1986 – 1996)
-- 17-2-1987 : kantor diresmikan Menteri Penerangan H Harmoko
(peresmian disaksikan Gubernur Bali Ida Bagus Mantra dan Pemimpin Umum
LKBN ANTARA Ir Handjojo Nitimiharjo).
-- perintis rumah dinas - 1988
(Jl Gatot Subroto VI-F No. 22, sekitar 300 meter ke timur dari kantor biro)
(tanah Hak Guna Pakai dari Pemkab Badung seluas 300 meterpersegi
dengan IMB/copy, tapi gedung-nya dibangun LKBN ANTARA Pusat)
-- rekrut 2 wartawan baru (Eddy Karna Sinoel/Mataram dan
Dewa Made Suta Sastradinata/resign)
-- Tahun 1996-1998, Alit Wiratmaja dipromosikan jadi Kabiro ANTARA Canberra
4. I Ketut Atmadja - Kepala Biro (1996 – 1998)
5. IB. Alit Wiratmaja - Kepala Biro (1998 – 2000)
-- sempat dua tahun memimpin ANTARA Biro Australia (1996-1998)
6. Chandra Hamdani Noor - Kepala Biro (2000 – 2005)
-- meningkatkan kerja sama dengan kalangan pariwisata
7. Drs. Ahmad Wijaya - Kepala Biro (2005 – 2007)
-- fokus menjalin kekeluargaan di LKBN ANTARA Bali
ERA PEMANTAPAN
8. Tunggul Susilo - Kepala Biro - (2007 – 2013)
-- perintis portal biro (7 Februari 2008) : Era Perum/BUMN
-- era pertama Biro Bali menerima Asmen Pemberitaan, yakni M Irfan Ilmie, lalu Masuki M Astro
-- renovasi kantor biro dengan dana hibah APBD 2008/Provinsi Bali sebesar Rp260 juta
-- Berita Acara Serah Terima Pemakaian Gedung No. 641/3469/Humas
(tanpa sertifikat/berita acara di LKBN ANTARA Pusat)
(gedung direnovasi dengan dana hibah APBD 2008/Provinsi Bali sebesar Rp260 juta,
pembangunan gedung ditangani swasta dibawah kendali Pemprov Bali)
-- membangun merajan atau pura kecil di kantor biro dan rumah dinas
-- rekrut Ni Luh Rismawati, Dewa Wiguna, dan Nyoman Aditya
9. Made Tinggal Karyawan - Kepala Biro - (2013 – 2016)
-- perintis koran biro “Bali Kini” (September 2015)
-- pendukung utama koran "Bali Kini" : Made Tinggal Karyawan/Kabiro,
Ketut Atmadja/mantan Kabiro, dan mendiang maestro seni lukis Bali, Nyoman Gunarsa
-- meninggal dunia dg Plh Kabiro : I Ketut Sutika (September-Desember 2016)
(6 Oktober 2018 : Redaktur Senior I Ketut Sutika menjalani pensiun
-- setelah 2 kali perpanjangan)
10. Edy M Ya’kub - Kepala Biro - (2016 - 2023)
-- perintis portal konvergensi (teks, foto, video, grafis, iklan digital) : 13-5-2017
-- perintis koran digital : 23 Maret 2018
a. 7 Februari 2018 : tutup koran biro “Bali Kini”
b. 25 September 2022 : rintis koran digital (kortal) edisi khusus pariwisata
-- perintis peran non-media :
a. pameran fotografi jurnalistik "Rwa Bhineda" (sejak 13 Desember 2017/tahunan/HUT ANTARA)
b. pelatihan jurnalistik (SMN 2017-2019 serta coaching clinic+UKW : Maret-Mei 2022)
c. pencetus "Tjatranata Award" untuk wartawan/karyawan (internal)
dan mitra media/humas (eksternal) yang berkontribusi
(penerima award 2017-2022: NL Rhismawati-Dewa Wiguna/2017, Pemkab Badung/2018,
Bank Indonesia/2019, Harian Bali Post/2020, PLN/2021, Gubernur Bali Wayan Koster+
Otang Fharyana/2022)
-- pengembangan non-keredaksian:
a. 1 Desember 2018 : mengganti papan nama ANTARA dengan versi aksara Bali
(peraturan daerah dari Gubernur Bali)
b. 22 Juli 2019 : "placement/diseminasi media"
(pengembangan kerjasama konten ANTARA-Kominfo)
c. pengembangan SDM (2018-2022):
-- 6 Oktober 2018 : Redaktur Senior I Ketut Sutika menjalani pensiun
(setelah 2 kali perpanjangan)
-- 11-16 Sept. 2019 : barisan jajaran non-redaksi/pensiun dini
(Analia, Made Sudarta, Tapayasa)
-- 2018-2019 : rekrut Nyoman Hendra (fotografer/pengganti Wira Suryantala) dan
Ayu Khania Pranisitha (koresponden/pengganti Made Surya)
-- 1 Juli 2020 : staf administrasi Nyoman Aditya jadi Karyawan Organik Non-Redaksi
-- 9 Mei 2022 : pewarta senior Komang Suparta jadi Redaktur Portal Biro NTB
dan Ayu Khania Pranisitha (resign/S2)
-- 9 Mei 2022 : pewarta Genta Tenri Mawangi (ANTARA Pusat) menjadi
Pewarta BKO Biro Bali (BKO setahun untuk G20/KTT G20 di Bali)
-- 15 Juni 2022 : rekrut Ni Putu Putri Muliantari (koresponden/pengganti Komang S)
dan Rolandus Nampu (koresponden/pengganti Ayu Khania P.)
-- Nov. - Des. 2022 : evaluasi koresponden untuk fokus foto/tulis (N Fikri Yusuf)
d. pengembangan peran ANTARA = 3 peran/tugas kantor berita
(HUT Dasawindu/13 Desember 2017)
1. TUGAS UTAMA : Kantor Berita/media massa (media cetak/media online/medsos)
2. TUGAS NEGARA : Jubir Negara/Bangsa (era disrupsi untuk counter hoaks dan
branding daerah melalui revitalisasi portal : pemda/BUMN/kampus)
3. TUGAS PUBLIK : Non-Media (publik/milenial : diklat jurnalistik, pameran foto,
Tjatranata Award, i-media, media partner, dan magang/riset)
TIGA TUGAS KANTOR BERITA
1. TUGAS UTAMA (Tugas Kantor Berita)
-- melayani media cetak/media online/medsos
-- kompas informasi (rujukan/dikutip)
-- platform: melalui jejaring distribusi khusus (VSAT/wire/brand-A/sp2mt)
2. TUGAS NEGARA (Tugas Diplomasi Informasi)
-- diplomasi informasi eksternal
(perwakilan/biro luar negeri dan jejaring dengan kantor berita asing/OANA/AsiaNet)
-- diplomasi informasi internal
(counter hoaks dan branding potensi negara/daerah secara digital)
-- peran diplomasi historis
(melawan kantor berita kolonial ANETA/siarkan Proklamasi Kemerdekaan)
-- platform : pengembangan agenda setting secara multi media
a. portal konvergensi/online (imbal siar/inforial),
b. koran digital (ANTARA Bali),
c. ANTARA Eye (portal untuk foto/video premium),
d. medsos,
e. podcast,
f. media luar ruang (videotron/i-media/TV-C di ruang tunggu)
(ruang tunggu DPMPTSP Gianyar; RSUD Gianyar; Diskominfo Pemkab Jembrana
--> mulai 21 Januari 2018)
g. Big Data (ETP/platform untuk jejaring khusus bisnis-finansial)
3. TUGAS PUBLIK (Tugas Non-Media)
-- peran-peran literasi/edukasi/historis/sosial
-- platform (non-platform) :
a. diklat jurnalistik (Jurnalisme Indonesia),
b. pameran fotografi jurnalistik (nyata-maya),
c. magang (riset, media visit, dan peran membersamai publik milenial),
d. Tjatranata Award/ANTARA Bali (sertifikat pihak paling kontribusi)
e. media partner (event)
Wartawan senior ANTARA Bali akhiri pengabdian (Regenerasi 2019-2020)
Sabtu, 6 Oktober 2018 17:58 WIB
Saat pertama pensiun, saya sempat diam selama satu bulan, sambil merawat tanaman. Akhirnya saya mengerti bahwa pensiun itu jangan diam, berbuatlah apa saja. Dengan berbuat, kita mendapatkan kebahagiaan. Kebahagian itu ada dimana-mana