Denpasar (Antaranews Bali) - Bursa Efek Indonesia menggenjot pertumbuhan investor lokal di sejumlah daerah termasuk di Bali untuk mendorong kinerja pasar modal di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Saya berharap investor domestik lebih bisa mengambil peran menggali informasi di dalam negeri dan jangan terpengaruh isu yang dibuat segelintir oknum dengan tujuan melemahkan pasar," kata Ekonom BEI Adhel Rusd dalam pemaparan emiten (perusahaan tercatat di bursa saham) di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, investor tidak perlu khawatir dengan kondisi pasar modal meski rupiah melemah karena dari sejumlah indikator, ekonomi Indonesia masih terjaga di antaranya inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Pemerintah, kata dia, berupaya menstabilkan rupiah dengan berbagai cara di antaranya menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia empat kali sebanyak 125 basis poin menjadi 5,5 persen dari awal tahun hingga Juli 2018.
Selain itu pemerintah menekan impor dengan menaikkan tarif pajak penghasilan barang impor untuk mengatasi defisit neraca perdagangan agar transaksi berjalan positif.
Investor domestik yang menanamkan dananya di pasar modal juga dapat menghambat laju penurunan indeks harga saham apabila ada aksi jual oleh investor asing.
Selain dari pertumbuhan investor lokal, perkembangan kinerja emiten yang tumbuh positif juga akan memicu keyakinan investor menanamkan modalnya.
Untuk itu BEI Denpasar menghadirkan sembilan emiten memaparkan kinerja atau "public expose" kepada para investor lokal Bali sehingga antara investor dan emiten saling memahami kondisi ekonomi saat ini.
Kinerja tahunan yang cukup memuaskan dinilai akan menjaga stabilitas harga saham sekaligus menarik minat investor menanamkan modalnya di perusahaan tertentu.
Emiten yang memaparkan kinerja itu yakni Bank Mandiri, Dyandra Media International, Martina Berto, Sarana Menara Nusantara dan Waskita Karya. Selain itu pada hari kedua dari Waskita Beton Precast, Cahayasakti Investindo Sukses, Lippo Karawaci dan PT Timah.
Bank Mandiri misalnya memaparkan kinerja nasional penyaluran kredit tumbuh 11,8 persen pada Juni 2018 menjadi Rp762,5 triliun sehingga mendongkrak laba mencapai Rp12,2 triliun atau tumbuh 28,7 persen dibandingkan Juni 2017.
Peningkatan serupa juga terjadi pada emiten Dyandra Media International yang mencatatkan laba (Ebitda) selama semester pertama tahun ini mencapai Rp68 miliar atau naik 161,5 persen dengan kinerja penjualan secara tahunan meningkat 14,6 persen dan "gross profit" tumbuh 19,47 persen dari tahun sebelumnya.
Kepala BEI Denpasar Agus Andiyasa mengatakan investor di Bali merupakan salah satu pasar potensial mendongkrak pasar modal di Tanah Air.
Dibandingkan daerah lainnya, minat dari emiten juga menaruh perhatian besar terhadap investor di Bali, terbukti dengan penyelenggaraan pemaparan yang dilaksanakan sebanyak dua kali, termasuk di Jakarta dan Surabaya.
Hingga Juni 2018, Agus mencatat jumlah investor pasar modal di Bali berdasarkan rekening (SRE) mendekati 15 ribu rekening atau tumbuh dibadingkan posisi sama tahun sebelumnya mencapai 12.400 SRE.
Sedangkan jumlah investor hingga Juni 2018 mencapai 12.500 orang atau naik dari posisi sama tahun sebelumnya mencapai 10.700 orang. (*)