Badung (Antaranews Bali) - Tim Penilai dari Provinsi Bali untuk Lomba Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu-Bayi Baru Lahir (GRSSI-B) mengunjungi RSUD Mangusada, Kabupaten Badung, Bali, untuk melakukan penilaian.
"Kami sangat mengapresiasi RSUD Mangusada Kabupaten Badung yang telah melaksanakan pelayanan terkait ibu hamil, ibu melahirkan serta kesehatan anak dengan maksimal," ujar Ketua Tim Penilai Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, Senin.
Ia mengatakan, salah satu contoh pelayanan maksimal yang telah dilakukan RSUD Mangusada adalah adalah dengan menugaskan dokter spesialis di setiap puskesmas. Menurutnya, inovasi tersebut mencerminkan RSUD Mangusada telah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
"Kami berharap rumah sakit ini terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan semua rumah sakit jangan ada yang sampai menolak pasien," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Mangusada, dr. Nyoman Gunarta menjelaskan, RSUD Mangusada telah melakukan sejumlah inovasi untuk mewujudkan rumah sakit tersebut sebagai rumah sakit sayang ibu dan anak.
"Salah satunya dengan membuat loket khusus untuk ibu hamil tanpa harus mengantre. Setelah selesai kontrol, ibu hamil juga sudah bisa mendaftar langsung untuk kontrol berikutnya, jadi tidak perlu bolak-balik datang ke rumah sakit," katanya.
Saat itu, Tim Penilai Provinsi Bali diterima langsung oleh Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, Ketua DPRD Badung, Putu Parwata serta Sekretaris Daerah Badung, I Wayan Adi Arnawa.
Dalam kesempatan itu, Wabup Suiasa mengatakan, Pemkab Badung terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Badung, salah satunya dengan program "Krama Badung Sehat (KBS)".
"Pemkab Badung juga telah melaksanakan Universal Health Coverage (UHC) dengan menyediakan layanan kesehatan bagi seluruh penduduk yang pada akhirnya akan turut berkontribusi terhadap pembangunan," ujarnya.
Ia mengatakan, upaya memberikan penanganan kegawatdaruratan yang lebih komprehensif di Badung, telah dilaksanakan mulai tingkat puskesmas sampai rumah sakit yang bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
"Angka Kematian Bayi (AKB) di Badung cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil pencapaian indikator AKB tahun 2017 sebesar 2,99 per 1.000 kelahiran hidup, lebih rendah dibandingkan 2016 sebesar 3,16 per 1.000 kelahiran hidup," katanya.
Wabup Suiasa menjelaskan, kondisi itu bila dibandingkan dengan target RPJMD yaitu telah mencapai target dibawah 4,5 per 1.000 kelahiran hidup dan telah mencapai target yaitu, dibawah angka nasional sebesar 48 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDGs sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.
"Untuk Angka Kematian Ibu (AKI), hasil capaian angka kematian ibu/maternal di Badung tahun 2016 sebesar 0 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2017 ada tiga kejadian kematian ibu atau 34,51 per 100.000 kelahiran hidup," katanya.
Menurutnya, hal tersebut sudah lebih rendah dari target RPJMD Badung serta telah mencapai dibawah target yang ditetapkan secara nasional sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup serta target MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
"Saya berharap kegiatan dari tim Provinsi Bali ini dapat memberikan manfaat untuk RSUD Mangusada yaitu, untuk menjadi alat evaluasi terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayinya sehingga dapat menekan AKB dan AKI di Kabupaten Badung," ujarnya. (*)
Tim Penilai Lomba GRSSI-B kunjungi RSUD Mangusada
Senin, 20 Agustus 2018 18:58 WIB