Denpasar (Antaranews Bali) - Forum Peduli Mangrove (FPM) Bali mengharapkan kebakaran puluhan kapal penangkap ikan di dermaga barat Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, tidak sampai merusak biota laut dan keberadaan mangrove (hutan bakau) sekitarnya.
"Sebagai lembaga swadaya masyarakat dibidang lingkungan, kami berharap kebakaran kapal ikan yang merapat di dermaga Pelabuhan Benoa tersebut pada Senin (9/7) dini hari, tidak sampai merusak keberadaan hutan mangrove yang selama ini sudah dipelihara oleh FPM," kata pendiri FPM Heru Budi Wasesa di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan dari kebakaran tersebut pihaknya prihatin dan kecewa, karena akan berdampak pada lingkungan sekitar, termasuk juga biota laut dan mangrove di kawasan Teluk Benoa itu.
"FPM sejak tahun 2012, selalu berupaya memperhatikan dan merawatnya dengan sekuat tenaga untuk merawat dan melestarikan mangrove yang ada di Teluk Benoa," ucapnya.
Bahkan lanjut Heru Wasesa, kehadiran delegasi IMF (Bank Dunia) di Teluk Benoa beberapa waktu lalu, FPM juga hadir memperlihatkan kerja nyata dalam merawat dan melestarikan hutan bakau tersebut.
"Teluk Benoa menjadi sebuah harapan bahwa pembangunan dan lingkungan harus seiring sejalan. Semoga hal ini bukan sebuah karma atas tidak konsistennya dan kepedulian semua pemangku kepentingan terhadap lingkungan," ujarnya.
Heru Wasesa lebih lanjut mengatakan FPM yang selama ini bekerja keras merawat hutan mangrove, meminta pertanggungjawaban atas keteledoran tersebut.
"Kami minta pertanggungjawaban pihak terkait atas kebakaran tersebut, jika sampai hutan bakau itu rusak. Karena keberadaan mangrove tersebut telah dilakukan pemeliharaan cukup lama dengan biaya yang tak sedikit tersebut," katanya. (WDY)