Denpasar (Antaranews Bali) - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menilai industri kreatif potensial dikembangkan di Bali karena didukung pesona kearifan lokal yang telah terbukti disukai wisatawan mancanegara.
"Bali juga merupakan wilayah potensial yang mampu mencetak tenaga-tenaga kreatif," kata Haris Munandar saat menyampaikan sambutan pada acara Pembukaan Kampung IT Bali Creative Industry Center (BCIC), di Denpasar, Jumat.
Sebagai salah satu faktor pendukung industri pariwisata, menurut dia, industri kreatif merupakan sektor potensial yang dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi termasuk penciptaan lapangan kerja di Bali. "Bali akan lebih cepat berkembang karena orang Bali sangat kreatif," ucapnya.
Untuk itu, ujar Haris, Kemenperin telah mengembangkan Balai Diklat Industri Denpasar sebagai Bali Creative Industry Center (BCIC) dengan lima peran utama, yakni sebagai pusat inovasi dan kekayaan intelektual, pusat promosi dan pemasaran industri kreatif, pusat inkubasi bisnis, pusat pengembangan industri software dan konten, serta sebagai pusat pelatihan, sertifikasi dan uji kompetensi tenaga kerja industri animasi.
"Keberadaan BCIC dapat dimanfaatkan sebagai ruang dan wilayah untuk masyarakat dalam berkreativitas dan berinovasi, pengembangan sentra industri kreatif, pelatihan teknologi dan desain, serta fasilitasi promosi dan pemasaran produk industri kreatif di dalam dan luar negeri," ucapnya.
Industri kreatif, lanjut dia, merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan oleh Kementerian Perindustrian karena penyerapan tenaga kerja yang cukup besar mencapai 13 persen dari total tenaga kerja nasional.
Selain itu, menempatkan ekonomi kreatif pada posisi keempat dari 10 sektor ekonomi dalam kategori jumlah tenaga kerja. Data juga menunjukkan peningkatan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional yaitu rata-rata 10,14 persen rata-rata per tahun dengan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 7,8 persen.
Diantara 16 subsektor ekonomi kreatif, tiga subsektor yang berkembang cukup pesat adalah desain komunikasi visual, musik, dan animasi video.
"Oleh karenanya, kami terus berupaya menggenjot pertumbuhan industri tersebut, di antaranya melalui program pengembangan SDM Industri, pengembangan wirausaha baru industri, serta kebijakan strategis lainnya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Diklat Industri Denpasar Drs Paryono MM mengharapkan dengan adanya Kampung IT BCIC ini bisa meningkatkan minat generasi muda untuk menjadi wirausaha di bidang industri kreatif.
"Selanjutnya agar mereka mampu menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Acara Kampung IT BCIC 2018 kali ini merupakan yang digelar untuk ketiga kalinya, dengan menyajikan serangkaian kegiatan mulai dari lomba ide bisnis digital, seminar, parade film animasi hasil program Teaching Factory Produksi Film hingga pameran produk digital dan kerajinan kreatif.
Sebagai hasil kegiatan enam tim dengan ide terbaik dari lomba ide bisnis yang diadakan pada acara ini akan dibina lebih lanjut dalam program MADE IN (multimedia, animation, and digital incubation) Bali melalui Inkubator Bisnis Tohpati Balai Diklat Industri Denpasar.
"Selama tiga tahun ini, MADE IN Bali sudah meluluskan 24 start up bisnis digital yang tersebar di Bali," ujar Paryono.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 300 orang dari unsur BUMN, perusahaan swasta, asosiasi, pemerintah daerah, pelajar dan sebagainya itu juga dirangkaikan dengan acara pelepasan tenant Inkubator Bisnis Tohpati angkatan keempat.
Sementara peserta pameran adalah mahasiswa perguruan tinggi multimedia, industri digital dan kerajinan kreatif, asosiasi perangkat lunak dan animasi, komunitas developer sofware games, alumni Inkubator Bisnis Tohpati dan penggiat industri kreatif digital di Kota Denpasar dan sekitarnya. (lhs)