Mangupura (Antaranews Bali) - Calon Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menilai masyarakat Kabupaten Badung sudah paham, dan tidak mudah diintervensi dengan bantuan-bantuan yang diberikan berupa bansos dan hibah yang dijanjikan untuk memenangkan pasangan tertentu.
"Itu tidak benar. Bansos atau hibah itu uang rakyat, yang disumbangkan melalui pajak, retribusi, dikumpulkan oleh kepala daerah, oleh pemimpin, untuk dikelola guna mewujudkan berbagai program pembangunan. Jadi tidak boleh dipakai sebagai alat untuk memenangkan pasangan tertentu," ujarnya saat melakukan tur kampanye ke beberapa titik di Kabupaten Badung, baik di pasar maupun kepada tokoh masyarakat desa setempat, Senin.
Ia meminta masyarakat Badung memilih pemimpin sesuai hati nuraninya, sesuai dengan keyakinannya. Kalau ada intervensi, kekerasan, intimidasi atas nama bansos atau hibah, entah itu dilakukan oleh kepala daerah, pemimpin, atau tim sukses yang melakukan hal itu maka masyarakat harus menolaknya karena itu tidak dibenarkan.
"Maka kita tidak boleh membiarkan itu. Harus dilaporkan kepada aparat penegak hukum, dilaporkan kepada penyelenggara Pemilu, agar tertib administrasi, hukum, tegakkan aturan dan sebagainya. Ini bisa dipidanakan," ujar Sudikerta yang sudah 10 tahun memimpin Badung dan meninggalkan Badung untuk menjadi Wakil Gubernur Bali.
Ia mengharapkan dalam pilkada agar memilih pemimpin dengan hati nurani. "Memilih pemimpin secara cerdas dan bebas dari intimidasi. Masyarakat Badung sudah mulai terbuka pemikirannya. Mereka sudah mulai sadar tentang politik dan demokrasi. Ketika saya mengunjungi mereka (warga Badung), mereka masih menaruh harapan besar pada saya untuk melanjutkan pembangunan di Bali dalam lima tahun ke depan. Mereka ingin keberhasilan di Badung bisa ditularkan ke seluruh Bali," ujar Sudikerta.
Sudikerta yang kini menjabat Wakil Gubernur Bali mendampingi Gubernur Made Mangku Pastika mengatakan, memilih pasangan tertentu atau tidak memilih pasangan tertentu, bansos atau hibah tetap menjadi hak rakyat, hak masyarakat. Warga Badung tidak perlu takut hal itu.
Beberapa titik yang dikunjungi Sudikerta, antra lain Pasar Mambal, Pasar Sibang Gede, dan Pasar Tegal Dharmasaba. Sedangkan temu wirasa digelar di Puri Angantaka, Griya Enjung Angantaka, Puri Sibang Kaja, dan Griya Ida Bagus Santika Tukad Bendul Kedampal.
Peserta Pilkada Bali 2018 adalah pasangan nomor urut 1, I Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusung oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Provinsi Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan PKPI, serta didukung PKB dan PPP.
Sedangkan pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusung oleh empat partai peraih kursi di DPRD Provinsi Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB, dan Perindo. (WDY)