Nusa Dua (Antaranews Bali) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan perbedaan temperatur di atas dan bawah permukaan Gunung Ijen di Jawa Timur saat musim hujan memicu munculnya gas beracun yang menyebabkan puluhan orang warga desa sekitar keracunan.
"Di permukaan agak dingin, di bawah terjadi seperti konveksi dan di sana ada pengumpulan gas sehingga terjadi letupan gas," kata Kepala PVMBG Kasbani ketika menghadiri sosialisasi Hari Kesiapsiagaan Bencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Kasbani menuturkan gas beracun di antaranya berupa hidrogen sulfida (H2S) dan karbon dioksida (CO2) itu kemudian bertiup ke arah barat yang merupakan lereng gunung yang diperkirakan mendekati permukiman.
Saat ini, lanjut dia, PVMBG telah menurunkan tim ke lapangan untuk menganalisis lebih lanjut terkait munculnya gas beracun tersebut.Kasbani juga mengeluarkan rekomendasi kepada instansi terkait untuk menutup sementara jalur pendakian dan wisatawan karena berbahaya bagi kesehatan.
Dia menjelaskan gas H2S misalnya memiliki ciri khas bau yang menyengat namun semakin tinggi konsentrasinya, gas tersebut malah tidak berbau, sehingga, lanjut Kasbani, perlu diantisipasi masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dekat kawah gunung terutama saat musim hujan dan di malam hari meski saat kondisi normal dengan radius aman sekitar tiga kilometer dari kawah.
Saat ini status Gunung Ijen masih normal atau level I dan tidak ada kenaikan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan. (ed)
PVMBG: perbedaan temperatur picu gas beracun Ijen
Jumat, 23 Maret 2018 13:47 WIB