"Kami meminta Kadis ketahanan pangan, kelautan, dan perikanan Gusti Ayu Dewi Hariani agar memfasilitasi kendala yang dihadapi kelompok Konservasi Penyu Bali. Di antaranya, memfasilitasi pelatihan bagi anggota kelompok agar lebih profesional dalam penangkaran penyu," kata Agung Bharata dalam keterangan pers di Gianyar, Rabu.
Sembari duduk santai berbincang dengan anggota kelompok, Agung Bharata berterima kasih atas kepedulian mereka melakukan konservasi hewan langka itu.
Keberadaan balai konservasi penyu satu-satunya di GIanyar tersebut selain bertujuan pelestarian, juga sebagai ajang edukasi bagi warga sekitar akan perlindungan satwa langka di Bali.
Diharapkan penangkaran ini akan menjadi salah satu potensi wisata pendidikan karena saat ini sudah ada wisatawan mancanegara yang belajar cara memelihara telur hingga menjadi tukik, dan melepasliarkan tukik.
Ketua Kelompok konservasi penyu I Made Kikik mengatakan sepanjang 2017 mereka telah berhasil menetaskan 2.488 butir telur. Telur-telur itu didapatkan dari hasil berburu yang dilakukan anggota kelompok saat musim penyu bertelur.
Ada juga masyarakat yang datang menyerahkan telur penyu yang mereka temukan. Ditambahkannya, pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar membawa telur yang mereka temukan ke balai konservasi.
Keberadaan balai penangkaran ini juga atas bantuan berbagai perusahaan yang ada di Bali dan berbagai yayasan sosial yang peduli terhadap pelestarian penyu Bali.
Keberadaan balai penangkaran ini juga atas bantuan berbagai perusahaan yang ada di Bali dan berbagai yayasan sosial yang peduli terhadap pelestarian penyu Bali.
"Sampai saat ini kami hanya menerima bantuan berupa infrastruktur berupa bangunan, misalnya bak penetasan telur, kolam perawatan tukik, dan yang lainnya," ucap Kikik. (*/Dwa)