Denpasar (Antaranews Bali) - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Stikom Bali menyatakan siap untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi asing jika nantinya ditunjuk oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
"Kami selama ini yang sudah diakui oleh masyarakat, siap untuk berkolaborasi. Apalagi kami dari beberapa tahun yang lalu telah mengantongi ISO 9001-2008 dan akan menuju ISO 9001-2015," kata Ketua STIMIK Stikom Bali Dr Dadang Hermawan di sela-sela menerima kunjungan Menristekdikti Prof H Mohamad Nasir di kampus setempat, di Denpasar, Jumat petang.
Menurut Dadang, pihaknya selama ini telah fokus untuk terus menyiapkan prosedur tetap dan meningkatkan kualitas pendidikan, standar pelayanan pada mahasiswa, yang pada akhirnya dapat mendorong lulusan untuk menggapai masa depan yang cerah.
"Jadi secara sistem dan infrastruktur, Stikom Bali sudah siap untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi asing. Kami juga telah menggelar berbagai seminar internasional dan telah pula membuka kelas internasional untuk program `Dual Degree` bekerja sama dengan HELP University Kuala Lumpur, Malaysia," ujarnya.
Dadang mengharapkan dengan adanya kolaborasi tersebut nantinya akan terjadi transfer ilmu antarperguruan tinggi, yang dapat membawa pengaruh positif pada kedua belah pihak.
"Pada prinsipnya, kami sangat siap menyambut persaingan di era globalisasi pendidikan, maupun revolusi industri keempat," ucap Dadang.
Sementara itu, Mohamad Nasir menyatakan sangat mengapresiasi Stikom Bali yang telah melakukan pembelajaran dengan semua program studinya berhubungan dengan ilmu komputer.
"Harus kita apresiasi yang tinggi. Harus kita tangkap peluang yang akan datang, karena nantinya tidak lagi orang datang berpikir kuliah `face to face`. Apalagi di sini juga telah diterapkan `online learning," kata Moh Nasir.
Terkait dengan wacana perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia, menurut dia, akan memberikan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Nantinya perguruan tinggi asing akan berkolaborasi dengan sejumlah kampus di Tanah Air.
Yang diperbolehkan, lanjut dia, tentu saja perguruan tinggi asing yang memiliki reputasi internasional. Dengan demikian diharapkan bisa membantu meningkatkan mutu perguruan tinggi di Indonesia yang selama ini belum ada yang masuk dalam 200 besar dunia. (adt)