Denpasar (Antaranews Bali) - Real Estat Indonesia Provinsi Bali mengatakan harga rumah bersubsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di daerah setempat naik lima persen mulai Januari 2018 dari Rp141,7 juta menjadi Rp148,5 juta.
"Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menyetujui kenaikan lima persen setiap tahun," kata Ketua REI Bali Pande Agus Permana Widura, di Denpasar, Sabtu.
REI Bali menargetkan kenaikan lima persen itu mulai berlaku pada 6 Januari 2018 bagi para pembeli baru.
Menurut Pande, kenaikan lima persen tersebut menyesuaikan dengan harga lahan dan harga bahan bangunan yang juga meningkat.
Pande saat ini tengah menyosialisasikan kepada pengembang dan masyarakat terkait kenaikan harga rumah subsidi skema FLPP itu.
REI Bali, lanjut dia, saat ini juga tengah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk harga FLPP tahun 2019 yang diproyeksikan mencapai Rp195 juta.
Pande mengungkapkan harga tersebut termasuk harga ideal untuk rumah subsidi di Bali mengingat harga lahan yang tinggi dan belum semua kabupaten di Bali memiliki harga lahan yang terjangkau.
"Saya khawatir minat pengembang sediakan FLPP karena margin mereka semakin lama semakin tergerus. Kami ingin sediakan rumah murah tapi dari swasta juga butuh marjin," ucapnya.
Selama ini pembangunan FLPP di Bali baru bisa terlaksana di Kabupaten Buleleng, Jembrana dan Karangasem yang harga rumah subsidi Rp141,7 juta dengan target pembangunan mencapai 5.000 unit.
Hingga saat ini, lanjut Pande, baru terealisasi kurang dari 3.500 unit dengan realisasi paling banyak di Kabupaten Buleleng.
Untuk mendongkrak program rumah subsidi di Bali termasuk menggairahkan sektor properti, REI berencana mengadakan pameran dengan promo menarik tahun 2018 sebanyak tiga kali dalam setahun.
Ketua Panitia REI Bali Expo 2017 Gede Semadi Putra mengatakan rencananya tersebut digulirkan melihat animo masyarakat memiliki rumah masih tinggi.
Hal itu terbukti dengan penjualan rumah ketika pameran mencapai 80 persen dari target 125 unit rumah dengan harga rumah berkisar Rp148 juta untuk rumah subsidi hingga Rp700 juta untuk nonsubsidi.
"Paling laris harga sekitar Rp500 juta di daerah Gianyar, Badung Selatan dan Denpasar," ucapnya.
Semadi menuturkan setelah pameran yang digelar 13-17 Desember 2017 di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Simpang Siur Kuta itu ditutup, banyak masyarakat yang mendatangi kantor masing-masing pengembang.
Melonjaknya antusiasme masyarakat pada pameran itu, lanjut dia, karena para pengembang menawarkan promo menarik yakni pembayaran uang muka rumah Rp5 juta. (*)
Rumah FLPP di Bali Naik 5 Persen
Sabtu, 30 Desember 2017 15:46 WIB